Debat kandidat Pilkada Sumsel 2018 yang diadakan dua hari lalu, tidak hanya menjadi ajang para calon untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing. Tetapi juga momentum para kandidat untuk memaparkan visi dan misi serta menunjukkan kepada publik siapa yang paling mumpuni untuk memimpin Sumsel lima tahun mendatang.
Selain itu, sebetulnya ada yang lebih unik dari itu semua. Yaitu sindiran yang dilontarkan oleh Calon Gubernur Ishak Mekki terhadap Gubernur Alex Noerdin terkait insrfastuktur di Sumsel. Ishak Mekki menyindir kalau pembangunan infrastruktur Sumsel masih belum maksimal.
Bagi saya sindiran Ishak  Mekki itu unik, karena Ishak Mekki merupakan Wakil Gubernur Sumsel (Wagub) nonaktif saat ini. Sebagai kandidat petahana, Ishak Mekki seharusnya memuji kepemimpinan Alex Noerdin, bukan mengkritiknya. Itu idealnya. Tetapi dengan berbagai alasan sangat dimaklumi jika Ishak Mekki mengkritiknya.
Kritik yang dilontarkan Ishak Mekki kepada Alex Noerdin itu telah membuka mata banyak orang, kalau selama ini tidak ada keharmonisan antara Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel. Itulah mungkin yang membuat lambatnya pembangunan di Sumsel, karena di antara pemimpinnya tidak pernah ada keharmonisan.
Lalu mengapa sampai Ishak Mekki berani menyindir atasannya. Dalam pemaparannya saat debat kandidat, Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel ini menyindir Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Karena seluruh perkembangan pembangunan infrastruktur di Sumsel, hanya tergantung dari keputusan Gubernur Sumsel.Â
Melihat alasannya yang demikian, tidak salah jika Ishak Mekki mengkirtik Alex Noerdin. Justru hal itu menjadi pelajaran agar di antara gubernur dan wakil gubernur ke depan saling berbagi tugas. Seorang gubernur jangan merasa digdaya hingga melupakan peran wakilnya. Bukankah kerja bersama-sama itu lebih baik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H