Itulah masalahnya jika Gubenur mencalonkan anaknya sebagai penggantinya. Di akhir-akhir kepemimpinannya, bukannya menghabiskan sisa waktunya untuk membenahi apa yang belum selesai, justru terlalu sibuk memikirkan kemenangan anaknya. Miris sekali bung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!