Peraturan Walikota yang meminta seluruh angkutan berat seperti angkutan batubara dan log kayu melintas dijalan lingkar Prabumulih dan tidak melewati Jalan Jenderal Sudirman kecuali untuk angkutan sayur mayur dan sembako. Kenyataannya, pagi, siang dan malam angkutan batubara itu dengan bebas melintas bahkan dijalan-jalan kecil di permukiman penduduk Kota Prabumulih.
Walikota Prabumulih pun sudah membentuk tim terpadu untuk mengamankan jalur angkutan batubara dan log kayu. Tim ini berisikan berbagai stakeholder seperti Dishub, Pol PP, Kesbangpol, Yon zipur, Polres Prabumulih, dan lain-lain. Sejatinya tim ini bertugas agar kondisi jalanan di Prabumulih ini tetap terjaga dengan baik dan jalur distribusi pangan tidak terganggu.
Dampak Kerusakan
Rusaknya Jalan Lingkar Kota Prabumulih itu jelas membuat masyarakat Kota Prabumulih resah. Jalan lingkar yang sejatinya dibangun untuk menghidupkan perekenomian kota malah menjadi titik masalah yang seperti tidak punya solusi. Ditambah dengan kemacetan dan kesemerawutan menjadi pemandangan harian yang menghiasi jalan lingkar Prabumulih. Patah as, mesin mobil rusak, mobil terperosok dan terbenam dijalan lingkar yang rusak merupakan makanan harian penduduk sekitar.
Kemudian, dampak dari kerusakan jalan itupun membuat pungli dan preman jalanan merajalela. Sudah jamak didengar bahwa jalanan Lingkar Kota Prabumulih seperti arena menyabung nyawa. Para sopir angkutan batubara dan juga sopir-sopir angkutan lainnya diperas dijalan lingkar.Â
Bahkan dikalangan sopir angkutan dan masyarakat awam tidak sedikit yang menyebut bahwa jalan lingkar Prabumulih seperti melewati Jalur Gazza. Jalan lingkar tersebut menjadi sangat tidak aman untuk dilewati terutama dimalam hari. Hampir setiap hari diharian lokal Prabumulih baik cetak maupun online seperti tidak berhenti memberitakan ditangkapnya para masyarakat yang melakukan praktik pungli terkait angkutan batubara.
Investor mikir seribu kali bila ingin menanamkan modalnya di Prabumulih. Sulitnya menggaet para investor mengindikasiakan bahwa para investor menganggap ada yang aneh dengan kondisi Kota Prabumulih dan salah satunya adalah praktik pungli berkepanjangan (kronis) di Kota Prabumulih. Padahal sudah jelas bahwa pungli yanga ada di Prabumulih itu secara umum adalah pungli jalanan karena banyak jalan yang rusak akibat melintasnya angkutan batubara dan log kayu.
Prabumulih hanya ke bagian debu dan jalan yang rusak saja. Hadirnya angkutan batubara tidak memberikan dampak apa-apa untuk Kota Prabumulih. Tidak ada perbaikan penghasilan dari lahirnya angkutan batubara di Prabumulih. Tidak bisa juga tercermin dalam instrumentasi PDRB Kota Prabumulih bahwa angkutan batubara memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan warga kota Prabumulih.
Generasi terbaik Kota Prabumulih tidak sedikit yang telah menjadi tumbal dan korban serta beberapa harus meninggal dengan cara mengenaskan dijalanan akibat dari truk angkutan batubara. Pada tanggal 20 Maret 2016 sebagaimana diberitakan oleh Harian Prabumulih Pos, seorang Ibu Rumah Tangga tewas ditempat karena disenggol  mobil batubara. Ibu Sumiata (35) menjadi korban "kesekian" (tidak terhitung lagi) yang menjadi keganasan dari angkutan batubara. Ibu Sumiata melengkapi cerita miris korban ugal-ugalan dari adanya angkutan batubara.