Sedangkan  skenario kedua,barangkali Atak akan berkata  seperti ini kepada keluarga Diah:
" Saya bayar dulu Rp. 200.000 per satu suara,Karena ada 2o suara,maka saya bayar totalnya sebesar Rp. 4 .000.000.Sisanya dibayar setelah perhitungan suara selesai."
Skenario ketiga kemungkinannya  Atak berkata seperti ini kepada keluarga Diah:
"Kalian ada 20 suara maka akan bayar Rp.350.000 per suara.Berarti totalnya 20 suara dengan nilai uang Rp. 7.000.000.Tapi pembayarannya setelah perhitungan  suara ."
Tentu saja skenario pertama yang dilakukan Atak yang lebih kuat daya perangkapnya.Â
Kalau sudah begitu,bisakah orang-orang yang setelah menerima uang,kemudian tidak memilih calon Anggota legislatif yang memberi uang kepada mereka?
Tentu saja  sulit lepas dari perangkap tersebut.Apalagi yang menerima uang tersebut memang sangat membutuhkannya. Sefty dan keluarga memang keluarga  nyaris berada di bawah garis kemiskinan .
Tapi haruskah Sefty dan keluarganya demi uang Rp. 350.000 per suara harus mengecewakan keluarga mereka yang bernama Diah ,karena tidak memilihnya. Bukankah Rp. 350.00 itu hanya sekali mendapatkannya,sedangkan hubungan keluarga itu untuk seterusnya dan selamanya.
Haruskah mengorbankan hubungan keluarga hanya untuk mendapatkan kesenangan sesaat.
Keluarga itu lebih penting dari pada uang yang tidak seberapa itu,bahkan keluarga itu lebih penting dari tetangga sekalipun..
Karena keluarga itu juga yang suatu saat dapat kita butuhkan bantuannya atau yang tanpa kita minta akan membantu kita .