Foto : Dokpri
Apapun Makanannya Kurma Selalu Setia Mendampinginya .
Kenapa harus kurma selalu setia mendampingi ,karena kurma disamping memiliki kandungan unsur gizi,kurma juga mudah dicerna dan rasanya manis .
Berbuka puasalah dengan yang manis-manis. Nah ,kurma bisa memenuhi kriteria seperti demikian.
Buka bersama puasa ramadan bisa dengan keluarga kecil atau dengan keluarga besar atau dengan tetangga sekitar ,para sahabat serta jamaah surau atau masjid dilingkungan kita.Bisa juga kita buka bersama dengan anak yatim.
Kita dapat memilih dengan siapa kita akan berbuka bersama. Â Tentu saja itu tergantung kemampuan finansial , tenaga dan kesempatan yang kita miliki.
Bila kita memiliki kemampuan finansial ,tenaga dan kesempatan yang kita miliki  kita bisa buka bersama dengan  tetangga sekitar,para sahabat, jamaah surau atau masjid yang ada di lingkungan kita.
Untuk bisa berhemat,karena rumah kita  kecil , kita bisa bekerjasama dengan pengurus surau atau masjid untuk kegiatan buka bersama puasa ramadan, terutama berkaitan penggunaan tempat.Kita tidak perlu harus menyewa gedung,karena sewanya tentunya tidaklah murah.Juga tidak perlu berbuka  berpuasa di rumah makan atau restoran,yang tentu saja akan membuat pengeluaran kita menjadi lebih besar.
Tapi bila  bekerjasama dengan masjid atau surau , tentu saja kita tetap membantu surau atau masjid tempat kita melaksanakan kegiatan buka bersama tersebut.Membantu sekedarnya,karena walaupun kita tidak berbuka di situ,pengurus masjid atau surau sudah barang tentu tetap melaksanakan buka bersama di bulan ramadan yang penuh berkah ini.
Untuk makanan  berbuka kita dapat menunjuk pemilik katering profesional yang lebih murah,tapi tentu saja bukan murahan.Makanannya tetap nikmat rasanya dan selalu diawali dengan yang manis-manis,yaitu  kurma dan makanan manis lainnya .
Sebaiknya ,bila memungkinkan  buka puasa bersama dilaksanakan  secara prasmanan, karena itu akan dapat menghemat biaya,terutama kita tidak perlu keluar uang lagi menyediakan kotak nasi dan berbagai macam perlengkapan lainnya,seperti sendok plastik,tempat nasi plastik,tempat sambal plastik,tempat sayur plastik dan lain sebagainya.
Kalau peralatan makan seperti gelas, sendok dan piring serta perlengkapan lainnya, surau atau Masjid telah memilikinya,maka kita cukup mempergunakan yang dimiliki masjid atau surau saja.
Sebaliknya bila masjid atau surau tidak memilikinya,maka kita bisa menggunakan peralatan makan yang dimiliki pemilik Katering .
Kita menggunakan tenaga pemilik Katering, jika tidak ada tenaga  khusus untuk kegiatan masak-memasak yang dimiliki surau atau  masjid. Bila masjid memiliki tim dapur ,kita dapat memberdayakan mereka.
Sekelumit saya berbagi kisah sebuah masjid yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal saya .Â
Masjid yang  para  anak muda menyebutnya masjid millenial. Memiliki peralatan makan dan memasak yang cukup jika mengadakan acara buka bersama puasa ramadan,sehingga jika ada penyumbang makanan yang berupa uang ,mereka bisa mempersiapkan dengan memasaknya sendiri oleh tim dpr(Maksud bukan tim Dewan Perwakilan Rakyat,tapi tim dapur).
Pengurus masjidnya lebih senang jika penyumbang makanan untuk berbuka puasa  bersama berupa uang.  Karena masjid disamping bisa lebih kontinyu memberdayakan emak-emak yang ada di tim dapur,juga dapat menghindari dari kemubaziran ,bisa lebih menghemat biaya pembelian kotak nasi dan perlengkapan lainnya,seperti sendok plastik,tempat sayur plastik dan sejenisnya.
Kenapa makanan sumbangan kotakan cenderung  dapat mendatangkan kemubaziran,karena kalau kelebihan ,maka akan sulit untuk disimpan dan dipanaskan,karena berbagai bahan yang ada di dalam kotak kadang-kadang sudah  tercampur dengan sendirinya, sehingga  dalam waktu yang tidak lama makanan tersebut akan basi.
Lain halnya kalau makanan disajikan secara prasmanan ,maka bila kelebihan akan mudah untuk dipanaskan---tentu yang memang boleh ,karena ada juga makanan yang bila dipanaskan malah akan menjadi  racun.
Disamping itu tidak perlu membeli kotak nasi,sendok plastik,tempat sayur plastik,tempat sambal plastik. Karena peralatan dan perlengkapan untuk kebutuhan makan sudah tersedia .
Itulah sekelumit kisah yang dapat dikemukan dari masjid Millenial.
Itu tentu saja bila ada kemampuan finansial,tenaga dan waktu.Tapi kalau sebaliknya,ya, lakukan secara  sederhana .Berbuka dengan kurma dan kue manis lainnya serta sukun goreng,buah pepaya.Kemudian setelah tarawih atau setelah magrib dapat dilanjutkan dengan makan berat ,yaitu nasi dan pais ikan sayang dan tahu.Dengan menu sperti ini disamping hemat dan nikmat, juga menyehatkan.Itu seperti yang dilakukan oleh seseorang dalam foto di atas.
Selamat buka bersama dengan hemat dan nikmat serta menyehatkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H