Mohon tunggu...
Alamsyah Marwan Hamdi
Alamsyah Marwan Hamdi Mohon Tunggu... Administrasi - Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Alamsyah,SE Jl. Pendreh KPR BTN Km 2, no.4b Rt.33b Rw.009 Muara TEweh

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Baju Lebaran Bila Bisa Kenapa Tidak?

18 April 2023   18:30 Diperbarui: 19 April 2023   06:31 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto:Dokpri

Memiliki baju lebaran bukan suatu yang di wajibkan,tapi sebaliknya,tidak memiliki juga bukan suatu dosa .

Kedua-duanya tentu sama -sama bisa kita lakoni.

Kalau keuangan memungkinkan tidaklah salah bila kita dapat mengadakan  baju baru,terutama bagi yang memiliki anak isteri.Kita bisa membuat baju baru yang  seragam.Seragam disini dimaksudkan,baik motif ,warna atau jenis kainnya dan tentu pula harganya.

Itu harapannya agar tercipta kebersamaan.Bila anak dua atau tiga ,diantara mereka masing-masing tidak akan saling keberatan atau protes.

Atau ketiganya tidak keberatan pada kedua orang tua mereka ,karena yang dipakai kedua orang tua mereka  lebih bagus dan lebih menarik dari yang mereka miliki.

Lain halnya jika mereka memiliki inisiatif.Bila masing-masing mereka ingin memilih sendiri baju lebaran,berikan saja kebebasan kepada mereka.Tentu saja diusahakan agar harganya sama masing-masing diantara mereka ,kalaupun harus beda ,perbedaannya tidak mencolok, hanya beda tipis lah.

Bagaimana jika memiliki dana yang terbatas?Dihitung kembali,apakah  memungkinkan untuk anak-anak dapat membeli baju baru,bila ya ,belikan saja untuk mereka.

Untuk  orang tua tentu  banyak alternatif.Bisa membuka-buka tumpukan baju yang ada di lemari.Pilih dan pilah,tentu dari sekian baju tersebut  akan didapatkan baju yang terbaik.Masih bagus dan indah dipandang mata.

Sebagai orang tua tentu kita akan sama -sama maklum dan selalu komit  untuk mendahului kepentingan anak-anak diatas kepentingan kita, terutama salah satunya dalam hal baju baru.

Tapi bagaimana kalau  keuangan kita  tidak memungkinkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun