Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha untuk mengembangkan perekonomian sehingga menimbulkan perubahan pada struktur perekonomian. Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi (Sukirno: 2010).
Pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan perwujudan dari asas desentralisasi, dimana penentuan kebijakan dan pertanggungjawaban pembiayaan maupun pengelolaan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah daerah menekankan pada peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keragaman daerah. Pertumbuhan ekonomi kota Mojokerto umumnya mencakup beberapa sektor:
1. Pertanian
Mojokerto merupakan daerah yang memiliki potensi pertanian dengan produksi padi, jagung, dan tanaman pangan lainnya. Pertanian juga mencakup perkebunan seperti tebu dan kelapa sawit. Publikasi Survei Pertanian Statistik Tanaman Pangan/Ubinan Kabupaten Mojokerto Tahun 2019 disusun untuk memenuhi kebutuhan data terkait tanaman pangan khususnya palawija. Data yang disajikan berdasarkan hasil Survei Pertanian dan Survei Ubinan tahun 2018. Selain padi, komoditas palawija yang banyak diusahakan masyarakat yakni jagung. Jagung sebagian besar dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan makanan, selain itu juga untuk industri pengolahan makanan untuk pakan ternak. Secara umum produksi jagung tahun 2018 merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan palawija lain. Komoditi dengan produksi tertinggi kedua yaitu ubi jalar, disusul ubi kayu pada urutan ketiga. Sejalan dengan banyaknya produksi palawija, komodits jagung memiliki luasan panen yang tertinggi dibandingkan komoditas palawija lainnya. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa jagung masih menjadi primadona di sebagian besar masyarakat di Kabupaten Mojokerto, mengingat perawatan tanaman jagung yang cukup mudah dan permintaan pasar yang cukup tinggi untuk tanaman jagung
2. Industri
Sektor industri di Mojokerto berkembang, terutama dalam manufaktur dan pengolahan makanan. Berbagai jenis industri seperti tekstil, pengolahan makanan, dan kerajinan tangan dapat ditemukan di sini. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto tahun 2015 sebesar 5,90%, lebih tinggi jika dibanding tahun 2014 yang mencapai 5,76%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 8,17%. Disusul lapangan usaha Jasa Keuangandan asuransi sebesar 6,77 persen dan lapangan usaha Perdagangan sebesar 6,11%. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto tahun 2015 sebesar 5,90%, lebih tinggi jika dibanding tahun 2014 yang mencapai 5,76%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 8,17%. Disusul lapangan usaha Jasa Keuangan dan asuransi sebesar 6,77% dan lapangan usaha Perdagangan sebesar 6,11%. Sebagian besar industri yang ada di Kota Mojokerto adalah industri pengolahan berbasis agro. Sebagian besar industri yang ada di Kota Mojokerto adalah industri pengolahan berbasis agro. Selain industri berbasis agro, Kota Mojokerto memiliki KIID (Kompetensi Inti Industri Daerah) yakni industri alas kaki, yakni sepatu formal, sepatu kasual, sepatu anak, sepatu safety, sepatu fashion, dan sandal. Mojokerto juga memiliki industri handy craft, dari berupa konveksi tas katun, aksesoris kawat, sulam pita, kerajinan bambu, dsb. Industri batik tulis dan cap di Kota Mojokerto mempunyai bermacam-macam varian. Sebagian besar motif batik Kota Mojokerto bertema akan Kerajaan Majapahit dan motif batik rengkik yang menggambarkan ikan rengkik ciri khas Kota Mojokerto.
3. Perdagangan
Sebagai pusat regional, perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian Mojokerto. Aktivitas perdagangan termasuk perdagangan grosir, ritel, dan pasar tradisional. Upaya pemerintah daerah khususnya pemerintah daerah dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Mojokerto dari Tahun 2009 hingga saat ini antara lain berupa bantuan perkuatan modal, pelatihan, pameran, sarana dan prasarana dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Upaya pemerintah daerah dalam memberikan bantuan modal tanpa beban bunga, pelatihan kreativitas, serta penyelenggaraan program pameran telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan akses permodalan yang lebih mudah dan berbagai peningkatan keterampilan melalui pelatihan, UMKM dapat meningkatkan daya saing mereka dalam pasar. Program pameran juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk mempromosikan produk dan layanan mereka, menjalin jaringan bisnis, dan berbagi informasi dengan sesama pelaku usaha.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah menghadirkan sarana dan prasarana melalui Klinik UMKM yang memberikan bantuan serta dukungan dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Namun, pentingnya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas terhadap Klinik UMKM, karena beberapa pelaku UMKM mungkin masih kurang mengetahui tentang layanan tersebut. Secara keseluruhan, upaya pemerintah daerah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung, bersama dengan program-program yang telah diberlakukan, telah berhasil memberdayakan UMKM sebagai entitas bisnis yang kuat, mandiri, dan berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi daerah.
4. Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam peningkatan pendapatan daerah. Perkembangan pariwisata daerah juga dapat memberikan dampak terhadap lingkungan setempat dengan meningkatkan penghidupan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan data yang diperoleh dari wawancara secara langsung dengan Kepala Seksi Daya Tarik Wisata dan Kepala Seksi Promosi Pariwisata Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Mojokerto dengan 5 objek pariwisata yang diteliti yaitu Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, Petirtaan Jolotundo, dan Pusat Informasi Majapahit (Museum Trowulan). Pengembangan pariwisata peninggalan Kerajaan Majapahit yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Mojokerto bisa dikatakan belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini terlihat dari menurunnya minat masyarakat terhadap pariwisata akibat ditutupnya objek wisata pada awal pandemi tahun 2020. Pada tahun 2018-2022 hanya Petirtaan Jolotundo yang mengalami peningkatan angka pengunjung yang signifikan sedangkan Candi Brahu, Pusat Informasi Majapahit, Candi Tikus, dan Candi Bajang Ratu mengalami sedikit peningkatan angka wisatawan bahkan ada yang mengalami penurunan yang cukup drastis pada angka pengunjungnya.
5. Infrastruktur
Infrastruktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakkan pembangunan ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan atau wilayah terpencil sehingga naik turunnya pertumbuhan ekonomi disuatu daerah dipengaruhi oleh baik buruknya infrastruktur jalan. Dari hasil penelitian tentang pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Raya Dan Listrik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Mojokerto pada tahun 2004-2019 dapat disimpulkan bahwa hasil model estimasi tersebut menunjukkan bahwa variabel Kondisi Jalan dan variabel Listrik bersifat positif terhadap PDRB Kota Mojokerto. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap pengaruh kenaikan variabel Kondisi Jalan dan variabel Listrik akan menurunkan tingkat PDRB di Kota Mojokerto tahun 2004-2019. Variabel Kondisi Jalan dan variabel Listrik memiliki pengaruh sebesar 69,05% untuk menurunkan variabel PDRB Kota Mojokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H