Aku benci giliran datang  malam
Ketika menengok ke atas langit sana
Pandangan ku tersapu lara penyesalan
Setiap waktu aku timbang rasa sedih pilu
    Hal terbodoh pernah ada di hidupku
    Membiarkan mu terbang tinggalkan ku
    Hingga akhirnya fisik kita tak lagi satu
    Dalam derita dan suka bumi dan langit
Dingin, aku terkapar bersama putus asa
Panas, ketika aku di cemomoh orang
Sekarang ku hanya dapat melihat saja
Tanpa ada kemampuan untuk memiliki.
Disini aku masih yang sama akal sehat
Mengharapkan ada datangnya dinda ku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H