Mohon tunggu...
Alam Semesta
Alam Semesta Mohon Tunggu... Desainer - Instructional Designer

Pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, China. Gemar membaca, menulis, dan makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kenangan tentang Penang

23 Juni 2019   00:35 Diperbarui: 23 Juni 2019   00:40 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai mengenal konferensi internasional ketika kuliah di Department of Learning Design and Technology (sebelumnya Educational Technology), University of Hawaii at Manoa. Mempersiapkan presentasi di konferensi internasional menjadi salah satu topik penting dalam kuliah seminar doktoral di program yang saya tempuh. 

Cara-cara membuat proposal, memilih konferensi yang tepat, melakukan penyerahan proposal ke konferensi, menanggapi saran dan rekomendasi dari mitra bestari (reviewer), termasuk melakukan review terhadap proposal dijadikan sebagai materi dalam kuliah seminar tersebut. 

Pengajar di program doktoral kami juga dengan terbuka siap bekerja sama dalam melakukan kolaborasi penelitian.

Pada tahun 2010, di semester kedua saat menjadi mahasiswa doktoral, proposal yang saya serahkan ke Global Learn Conference diterima untuk dipresentasikan di Penang, Malaysia. Global Learn Conference merupakan salah satu konferensi yang dikelola oleh Association for the Advancement of Computing in Education (AACE). 

Tahun ini, Global Learn diselenggarakan di New Jersey 10-12 Juli 2019 dan Tanzania, 16-17  Desember 2019.

Selain paper saya, paper yang ditulis secara kolaborasi oleh teman-teman saya berjudul Planet Gardner: An Educational Game in a Multi-User Virtual Environment (MUVE) dan beberapa proposal lain yang ditulis profesor kami juga diterima untuk presentasi. 

Walaupun belum berangkat, saat mengetahui bahwa akan banyak mahasiswa dan profesor dari program kami yang akan menuju Penang, konferensi ini telah terasa sangat seru.

Saya ingat, paper untuk konferensi ini berhasil saya tulis setelah berkali-kali bolak-balik ke writing center kampus untuk mendapatkan saran. Maklumlah, waktu itu dan juga sampai sekarang, bahasa Inggris saya masih sangat kacau. Melalui bimbingan dari para mentor di writing center dan juga bantuan teman-teman sekelas, saya belajar banyak sekali mengenai cara-cara menulis yang baik di dalam bahasa Inggris.

Selain berbekal paper, untuk dapat mengikuti presentasi tersebut saya juga membutuhkan uang yang tidak sedikit. Saya mencoba mengajukan kepada penyandang dana beasiswa untuk mencairkan Professional Enhancement Fund. 

Pihak penyandang dana tidak bersedia mencairkan seluruh dana yang saya miliki. Alasannya, studi doktoral saya masih sangat panjang dan saya baru memulai studi. 

Saya hanya bisa dibantu dengan dana sebesar 500 USD. Mempertimbangkan konferensi ini merupakan kesempatan saya untuk belajar, saya kemudian memutuskan mencukupi kekurangannya dengan simpanan dari uang bulanan saya.

Berhari-hari saya mencoba mencari tiket yang murah dan juga penginapan yang murah. Akhirnya saya menemukan penerbangan Philippine Airlines dan Silk Air. Perjalanan dari Honolulu menuju Penang sangat jauh. 

Perjalanan tersebut juga sangat melelahkan dan ditambah dengan jet leg. Seingat saya, saya berangkat dari Honolulu 13 May 2010 pukul 09:45 dan menempuh penerbangan selama kurang lebih 11 jam menuju bandara Manila Ninoy Aquino. 

Saya kemudian melanjutkan penerbangan ke Changi . Penerbangan berlangsung selama 3,5 jam dan dilanjutkan dengan 1,5 jam penerbangan dari Changi ke Penang. Saya tiba di Penang 15 May 2010. Selesai konferensi saya langsung kembali ke Honolulu dengan rute penerbangan yang sama, berangkat 21 May dan tiba 22 May pagi hari.

Teras Depan Museum Peranakan
Teras Depan Museum Peranakan

Terdapat perbedaan waktu sekitar 18 atau 19 jam antara Honolulu dan Penang. Waktu di Penang lebih cepat. Oleh sebab itu ketika menuju Penang terkesan lebih banyak harinya sedangkan ketika kembali ke Honolulu lebih sedikit harinya. 

Selain beradaptasi dengan perubahan waktu yang sangat drastis, saya juga harus membiasakan diri dengan cuaca Penang yang luar biasa panasnya. 

Pada awal kedatangan, baju saya basah ketika tiba di tempat konferensi. Untuk menghemat saya memang tidak tinggal di hotel tempat pelaksanaan konferensi. Keesokan hari dan hari-hari berikutnya, saya menyiapkan baju ganti.

Presentasi saya dan teman-teman berjalan lancar. Waktu itu saya mendapatkan kesempatan untuk presentasi selama kurang lebih 25 menit. Paper yang saya presentasinya ditulis berdasarkan pengalaman menjadi mentor workshop pelatihan penggunaan komputer waktu saya masih di Indonesia. 

Paper tersebut berjudul Improving Teachers Computer Literacy with Intensive Training. Melalui konferensi ini kami juga diperkenalkan oleh dosen kami kepada beberapa kolega mereka dari berbagai universitas, seperti Prof. Curtis Bonk dari Indiana University yang sangat terkenal dengan bukunya The World is Open.  

Selain mengikuti konferensi, kami juga menikmati jalan-jalan dan juga berbagai makanan di Kota Penang. Beberapa tempat yang kami kunjungi adalah Kek Lok Temple, Museum Peranakan, Snake Temple, Little India, dan Batu Ferringhi Night Market. 

Penat selama perjalanan menggunakan pesawat serasa hilang setelah menikmati keindahan penang dan juga kelezatan makanannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun