Goodreads adalah katalog sosial yang memuat informasi mengenai buku. Melalui Goodreads saya dapat mencari judul-judul buku, kutipan-kutipan menarik, dan review buku dari pembaca.Â
Kehadiran katalog sosial seperti Goodreads telah mempermudah pekerjaan saya dalam melakukan pengumpulan informasi sebagai referensi untuk membuat tulisan-tulisan ringan, termasuk artikel ilmiah populer.
Selain Goodreads ada juga katalog sosial lain untuk para pecinta buku. Dalam ulasan OEDb disebutkan 5 katalog sosial lain selain Goodreads. Katalog sosial tersebut adalah Paper Back Swap, Listal, Gurulib, Book Gluton, Book Jetty, dan Book Cover Archive. Buku-buku yang dikelompokkan dan diulas di sini tentu saja lebih banyak yang berbahasa Inggris.
Bagaimana dengan katalog sosial yang menyediakan buku berbahasa Indonesia? Apakah tersedia? Tentu saja ada. Hanya saja perkembangan sistem organisasinya belum serapi dan sebagus katalog yang saya sebutkan sebelumnya. Aspek "sosial", yakni interaksi antar pengguna juga  belum berkembang dengan baik.
Laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, misalnya memiliki bagian yang disebut perpustakaan daring (http://perpustakaanbadanbahasa.kemdikbud.go.id/). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga punya Rumah Belajar (https://belajar.kemdikbud.go.id/Dashboard). Untuk buku-buku fiksi, laman penerbit-penerbit Indie bisa dimanfaatkan sebagai katalog juga.
Katalog sosial merupakan transformasi yang sangat penting di bidang perbukuan. Transformasi di sini saya pahami sebagai perubahan besar mencakup bentuk dan fungsi pada suatu entitas. Jadi katalog sosial merupakan suatu perubahan besar di dalam sistem pengelompokkan dan pembagian informasi mengenai perbukuan. Perubahan besar ini tentu saja tidak terlepas dari transformasi digital. Transformasi digital sendiri mengandung makna suatu proses perubahan ke arah penggunaan berbagai media dan saluran digital (gawai cerdas dan internet of things).
Ada banyak sekali perubahan dalam kebiasaan kita menggunakan buku yang disebabkan oleh transformasi katalog buku katalog sosial. Pada tulisan ini akan saya bahas tiga perubahan penting. Perubahan ini sintesis dari pengalaman pribadi saya menggunakan Goodreads.
Pertama, diskusi dan bedah buku berlangsung melalui laman forum pada katalog. Pembaca buku dengan senang hati berbagi pendapat dan komentar mengenai buku yang telah dibaca. Komentar tersebut akan dengan cepat mendapatkan tanggapan dari pembaca lain. Proses diskusi tertulis melalui forum berlanjut. Hasil diskusi juga dapat dibaca oleh pengguna lain yang belum membaca buku tersebut.
Kedua, pengguna atau pembaca versi elektronik dari buku juga diperkenankan untuk berbagai anotasi hasil membaca. Anotasi tersebut kemudian diagregasi oleh sistem. Anotasi terpopuler akan ditampilkan oleh sistem. Anotasi ini tentu saja akan sangat bermanfaat untuk penelitian dan kajian sastra.
Tiga, interaksi sosial antar pembaca tidak lagi terbatas pada satu region. Buku dan pembaca dapat berinterkasi secara daring dari manapun dan kapanpun. Katalog ini benar-benar menjalankan fungsi menghubungkan komunikasi sosial lintas wilayah dan negara. Interaksi seperti ini juga berpotensi mengembangkan komunikasi lintas budaya antara pecinta buku.
Katalog sosial, seperti Goodreads adalah transformasi dalam sistem pengelompokan dan pembagian informasi mengenai buku. Namun, kehadiran katalog sosial ini juga telah menghasilkan transformasi kebiasaan membaca dan interaksi sosial di kalangan pecinta buku. Transformasi-transformasi ini juga berhubungan erat dengan transformasi digital yang sudah kita jalani saat sekarang. Bersiaplah untuk menjalani transformasi selanjutnya dalam hidup di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H