Mohon tunggu...
Alam Semesta
Alam Semesta Mohon Tunggu... Desainer - Instructional Designer

Pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, China. Gemar membaca, menulis, dan makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Negeri Bambu ke Negeri Bumbu

7 Mei 2019   09:47 Diperbarui: 7 Mei 2019   09:57 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alvita Bermain Peran dalam Pertunjukan "Lelaki yang Menikahi Bidadari" - dokpri

Masa-masa menjadi mahasiswa memang harus selalu diisi dengan kegiatan produktif. Selain itu, perlu ada juga kegiatan hiburan yang menyenangkan. Menjadi mahasiswa yang baik tidak cukup hanya dengan rajin kuliah dan memupuk prestasi. 

Supaya bisa mengatasi kejenuhan belajar, mahasiswa perlu meluangkan waktu untuk kegiatan sosial, jalan-jalan,  berpetualang, dan mencoba hal-hal baru. Kegiatan ekstrakulikuler tersebut bisa mengusir kejenuhan. Setelah kejenuhan teratasi, mahasiswa bisa lebih serius dana bersemangat untuk bergelut dengan buku dan tugas.

Sebagian besar mahasiswa saya di Jurusan BIPA Yuexiu merupakan tipikal mahasiswa yang tahu menyeimbangkan kesibukan akademik dan berpetualang. 

Selama berada dalam bimbingan saya di Tiongkok, tidak jarang mahasiswa bercerita dan membagi postingan mengenai jalan-jalan dan petualangan mereka selama libur. Mahasiswa tersebut juga kadang mengajak saya untuk ikutan dalam kegiatan- kegiatan menyenangkan tersebut. Kami pernah nonton bareng, makan bareng, jalan-jalan bareng, dan masak bareng.

Semangat berpetualang, motivasi belajar Bahasa Indonesia, dan keinginan tahu yang sangat tinggi tentang kehidupan dan budaya Indonesia berpengaruh besar terhadap kehidupan dan proses belajar mereka saat ini. Sejak Agustus 2018 sampai hari ini, mereka belajar dan tinggal di Indonesia. 

Ada beberapa perguruan tinggi yang menjadi tuan rumah bagi mahasiswa saya. Beberapa diantaranya adalah Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Kristen Petra, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta.  Selama mereka di Indonesia, saya mengikuti kehidupan mereka melalui postingan di WeChat dan Instagram. 

Melalui postingan dan juga chatting WeChat, saya dapat melihat perkembangan positif, baik pada kegiatan belajar dan juga pengalaman budaya mereka. Jumlah mereka, mahasiswa saya ada 21 orang. Saya sudah terbiasa menggunakan nama panggilan Indonesia untuk mereka. Jadi dalam tulisan ini, saya juga menggunakan nama tersebut dan bukan nama mereka dalam bahasa Mandarin. 

Aliyah Sedang Latihan Membatik-dokpri
Aliyah Sedang Latihan Membatik-dokpri

Hampir sebagian besar posting mahasiswa saya dan cerita yang dibagikan adalah kegiatan jalan-jalan. Namun ada juga beberapa yang menunjukkan ketertarikan yang sangat besar terhadap budaya. Aliyah yang saat ini sedang berada di Solo misalnya, pernah membagikan pengalamannya nonton wayang dan juga belajar membatik. Alvita di Bandung dalam satu posting membagikan pengalamannya ikut dalam pertunjukkan drama kampus. 

Jesika di Bali juga pernah membuat postingan jurnal pengalaman selama berkunjung dan tinggal di kampung halaman temannya di Sumba. Agustina di Bandung sering menceritakan pengalamannya menggunakan kendaraan umum, seperti angkot, kereta, bus, dan juga gojek atau grab. Semua cerita dan posting tersebut unik dan sesuai dengan karakter mereka. 

Jesika Saat Berada di Sumba-dokpri
Jesika Saat Berada di Sumba-dokpri

Jika dilihat dari tujuan wisata yang dikunjungi, memang sebagian besar mobilitas mereka hanya di Jawa dan Bali. Ada satu tempat yang menurut saya cukup mendapat perhatian mereka. Hampir sebagian besar sudah mengunjungi lokasi ini. Lokasi tersebut adalah Prambanan.

Sepertinya ada pengaruh yang sangat besar dari topik tentang Prambanan yang termuat pada hampir seluruh materi pelajaran mereka selama mereka belajar di Tiongkok. 

Materi ini menjadi topik salah satu bab pada kuliah Intensif Bahasa Indonesia. Materi yang sama juga terdapat pada bahan kuliah Mendengarkan 2 dan Membaca Intensif. Pengaruh materi kuliah tersebut sepertinya menumbuhkan minat mahasiswa untuk bisa melihat langsung Prambananan. 

Saat ini petualangan dan proses belajar mereka di Indonesia masih berlanjut. Sudah hampir sepuluh bulan mereka di sana dan dalam waktu dekat akan segera berakhir. Saya yakin petualangan dan proses belajar tersebut akan mereka lanjutkan sendiri. Jalinan pertemanan dan hubungan kekerabatan yang terjalin selama kurang lebih 10 bulan saya yakin akan mereka pupuk. Kembang dan mekarnya akan indah pada saat mereka telah menjadi sarjana Bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun