senja telah lagi berlalu layla-ku ketika kusadar tebasan jingga telah menamparku menyeringai di sudut mentari yang kan terbenam bertahta di balik kegelapan malam dan kini layla-ku malam telam telah bertandang lagi di antara debaran pasir pantai tersenyum dibalik cahaya bulan gemulai dan tarian gerimispun menjadi warna diantara hempasan gemulai dedaunan yang memainkan batang-batang bambu warnakan malam dalam tebaran rindu atasmu lihatlah kelam malam itu layla-ku yang menghitam dibalik kelam malam menyenandungkan setiap misteri aksaraku yang menggubah syair menjadi syair lemahku bertahta di setiap asa kala diammu menjadi pilihan dalam tendamu ketika tangis menjadi dekap malammu menjadiku tertahta di bisuku diantara senja dan malam kulantunkan syair dalam nisbath kerinduan pada bisu yang menembangkan pada diam yang menarikan keindahan malam layla-ku pada syair yang tertahta di akhir senja kuukir namamu di bentang wacana indah yang selalu kan menjadi warna di lembahku layla-ku pada kata yang kuimpun di awal malam wajahmu kuukir di setiap warna keindahan yang menjadi satu dalam setiap nyataku inilah aku yang menjadi majnun di rinai air matamu menjadi gila di setiap tawamu mendiam di suka dan dukamu . lembah bulusaraung 020112 : 19.30 wita . 1919
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI