Mohon tunggu...
Alam Penyair Maya
Alam Penyair Maya Mohon Tunggu... -

pecinta puisi dan syair

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Ada Lagi Kata

11 November 2011   06:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:48 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.
tak ada kata lagi
kala jemari itu menunjuk sebuah awan yang berarak
awan dimana selalu dititpkannya sebuah rindu
awan yang diharapnya dapat menyampaikan sesaknya

tak ada lagi kata
ketika sebuah nama diukirnya di luasnya semesta
nama yang selalu menjadi noktah di setiap desahnya
pada setiap detak-detak nadi yang mengalir di darahnya

tak ada lagi kata

kala pagi menyeruak, hembuskan rindu tak berujung
kala terik mentarik, hamparkan rasanya
kala senja berlabuh, biaskan namanya
kala malam menjadi kelam, merintihkan kepala rindunya
.
lembah bulusaraung
111111 : 13.05
1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun