pagi tadi
jengah rasa hati
tatkala kuselusuri jalan setapak di pinggir lembah
jalan yang menerawangkanku tentangmu
jalan setapak yang dulu kulalui dengan kursi roda
jalan di mana dulu, awal kuungkap rasaku
rasa yang menyelimuti hatiku atas dirimu
pagi ...
dimana kemudian, kutahu ...
aku kan terus merindukanmu selamanya
jengah mu dapat kurasakan diantara nadiku
diantara nafas yang hembuskan gelisah
walau raga kita terpisah roh kita telah menyatu
atas rasa dan cinta yang slama 4 purnama terarungi
angankupun kembali pada awal pengungkapan rasa mu
diatas jalan setapak yang kau lalui bersama kursi roda mu
ruang sunyi ini bagaikan penuh cahaya dan kerlip gemintang
jua kini masih kau taburi kerlap-kerlip rindu mu
menghias hari-hari sepi ku
rindu inipun semakin mengikat jiwa kita yang terpisah raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H