Mohon tunggu...
Alam Penyair Maya
Alam Penyair Maya Mohon Tunggu... -

pecinta puisi dan syair

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi di Jalan Setapak

28 Oktober 2011   14:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pagi tadi
jengah rasa hati
tatkala kuselusuri jalan setapak di pinggir lembah
jalan yang menerawangkanku tentangmu
jalan setapak yang dulu kulalui dengan kursi roda
jalan di mana dulu, awal kuungkap rasaku
rasa yang menyelimuti hatiku atas dirimu
pagi ...
dimana kemudian, kutahu ...
aku kan terus merindukanmu selamanya

jengah mu dapat kurasakan diantara nadiku
diantara nafas yang hembuskan gelisah
walau raga kita terpisah roh kita telah menyatu
atas rasa dan cinta yang slama 4 purnama terarungi

angankupun kembali pada awal pengungkapan rasa mu
diatas jalan setapak yang kau lalui bersama kursi roda mu
ruang sunyi ini bagaikan penuh cahaya dan kerlip gemintang
jua kini masih kau taburi kerlap-kerlip rindu mu
menghias hari-hari sepi ku
rindu inipun semakin mengikat jiwa kita yang terpisah raga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun