Akibatnya apa yang terjadi? Dunia pendidikan belum mampu melahirkan generasi-generasi muda yang berakarakter dan berakhlak mulia. Ambil contoh yang paling ringan. Siswa-siswa sekarang tidak takut lagi terhadap guru, orang yang lebih tua bahkan terhadap orangtuanya. Jika ada kesalahan yang dilakukannya, dan ditegur, maka akan ada perlawananan dari siswa tersebut. Belum lagi tawuran pelajar, bolos sekolah, narkoba, sex bebas dan kejahatan lainnya yang tidak pantas dilakukan anak seusianya.
Sudah sepantasnya orangtua memberikan kepercayaan penuh kepada pihak sekolah dan guru untuk memberikan pengajaran dan mendidik putra-putrinya. Saat anak berada dalam lingkungan sekolah dan jam belajar, maka itu adalah sepenuhnya tugas sekolah guru. Kalaupun ada sangsi yang diterima putra-putrinya, maka itu adalah bagian dari pendidikan karakter yang diterapkan pihak sekolah dan guru.
Sebagai orangtua, kita juga harus menghilangkan rasa harga diri yang terlalu tinggi. Anak bukanlah bentuk harga diri kita di sekolah dan guru. Anak adalah generasi muda yang masih membutuhkan pendikan karakter dari seorang guru dan juga kita. Jadikan guru sebagai mitra dalam membangun dan membentuk karakter anak. Guru bukanlah pembantu kita di sekolah.
Salam Guru Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H