Menjadi pribadi yang baik bukan lah hal yang salah, namun, ketika seseorang mementingkan perasaan orang lain dibanding diri sendiri secara berlebihan dan terus menerus juga bukanlah suatu yang baik. sebuah studi dari Universitas Stanford mengatakan bahwa ada standar tertentu di masyarakat mengenai bagaimana perempuan harus bersikap. Standar ini kemudian menciptakan sebuah fenomena yang disebut 'good girl syndrome'.
Good girl syndrome merupakan sikap ketika seorang wanita memaksakan dirinya untuk selalu berbaik hati dan menyenangkan orang lain, tanpa memikirkan perasaannya atau bahkan haknya sendiri. Sikap ini membuatnya cenderung menghindari kritik, konflik, penolakan, dan kesalahan. Sedari kecil, wanita kerap diajarkan oleh keluarga atau lingkungan sekitar untuk selalu bersikap baik hati, manis, atau lembut. Sebenarnya, menjadi wanita yang baik hati tentu merupakan sikap terpuji. Akan tetapi, jika dilakukan dengan terpaksa hingga mengorbankan perasaan dan merugikan diri sendiri, sikap ini tidak patut untuk dipelihara.
- Selalu berusaha tersenyum.
Seseorang dengan good girl syndrome akan terus menolak perasaannya sendiri, membohongi emosi yang dirasakan. Bahkan sering tetap tersenyum walaupun sebenarnya perasaaannya sedang merasa tidak nyaman.
- Sulit menolak
Rasanya sangat sulit untuk mengatakan ‘tidak’ pada permintaan orang lain. Seseorang dengan good girl syndrome selalu merasa harus berkata ‘iya’ dan memenuhi keinginan, kebutuhan bahkan permintaan orang lain yang sebenarnya membebankan dirinya sendiri.
- Selalu ingin dipandang baik
Keinginan seseorang untuk terus dianggap baik dan menyenangkan bagi orang lagi sering kali menjadi boomerang ketika orang tersebut perlu berusaha keras untuk dianggap baik, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
- Sulit menerima kritik
Wanita dengan good girl syndrome sangat takut tidak terlihat perfect, sehingga menurutnya ketika ia menerima kritik, berarti ada perilakunya yang salah atau kurang hingga ini dapat menyebabkan rasa cemas dan down.
Dinamakan good girl syndrome karena sikap ini memang umum dialami oleh perempuan. Anak perempuan cenderung lebih cepat dewasa secara emosional sehingga lebih serius menanamkan nasihat orang tua untuk menjadi anak baik. Kemungkinan terjadinya hal ini akan semakin besar jika pola asuh anak termasuk otoriter.
Penanaman nilai yang sudah dimulai sejak kecil ini kadang membuat beberapa wanita merasa harus sempurna dan sebisa mungkin tidak mendapat respons negatif dari orang lain. Padahal, sebenarnya apa pun yang kamu lakukan harus berdasarkan keputusanmu dan untuk kebaikanmu pula, bukan orang lain.
Good girl syndrome memang kondisi yang biasanya sudah berakar. Namun, tidak ada kata terlambat untuk membebaskan diri dari sikap ini. Berikut adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk terbebas dari good girl syndrome:
- Berhenti ketika merasa tidak nyaman
Jika kamu mulai merasa suatu keputusan atau pilihan yang kamu ambil membuat kamu tidak nyaman, jangan takut untuk segera menghentikannya. Ini juga efektif untuk tidak membiarkan orang lain menginjak-injak kamu. Memang, sangat menyenangkan rasanya ketika dapat berempati dan memperhatikan orang lain, namun, kamu juga harus belajar untuk mendahulukan kenyamanan diri sendiri.
- Percaya pada diri sendiri
This one is critical: you should know your worth! Jangan biarkan penilaian orang lain mempengaruhi nilai diri kamu yang semestinya. Kita harus yakin dan berani berpendapat, mengutarakan apa yang menjadi keinginan diri sendiri. Jangan takut memperjuangkan apa yang memang benar. Beberapa konflik yang menakutkan mungkin akan terjadi, namun kita pasti bisa melaluinya dan itu adalah hal yang penting untuk tumbuh kembang kita.
- Evaluasi kembali keyakinan Anda
Tong kosong nyaring bunyinya! Jangan sampai kita jadi tong kosong ya, girl! Pastikan kita telah mempertimbangkan keyakinan kita, mana yang benar dan mana yang merugikan supaya apa yang kita sampaikan memiliki bermakna dengan tepat. Ini melibatkan banyak pembelajaran dan pembelajaran ulang, tetapi penting untuk mengatasi good girl syndrome.Â
Referensi:
Nowsonen, S. Psychology Today (2018). 5 Ways to Escape 'Good-Girl Syndrome'.
Ward, D. Psychology Today (2014). 3 Ways to Learn to Love Yourself.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H