Mengoordinasi Karya Misi
Secara istimewa memperhatikan kegiatan misioner adalah tugas Gereja yang paling agung dan suci. Kongregasi Penyebaran iman menanggungjawabi semua kegiatan misi dan yang terkait dengannya. Kongregasi ini menjadi sarana administratif maupun badan pengarah yang dinamis, yang menggunakan metode ilmiah dan upaya yang sesuai dengan situasi zaman. Hendaknya kongregasi ini didampingi oleh dewan penasehat yang tetap dan cakap. Supaya koordinasi lebih baik, hendaknya uskup sedapat mungkin mendirikan Dewan Pastoral. Adapun lembaga-lembaga yang menjalankan kegiatan misioner di daerah yang sama, harus menemukan cara-cara mengkoordinasi karya-karya mereka. Sehingga masalah, persoalan, dan prakarsa bersama dapat diselesaikan dengan mudah dan dengan biaya yang lebih ringan. Para pewarta injil disiapkan secara ilmiah untuk tugas mereka, terutama berdialog dengan agama serta kebudayaan bukan kristiani. Maka hendaknya semua putra Gereja mempunyai kesadaran yang hidup akan tanggungjawab mereka terhadap dunia, memupuk semangat Katolik sejati dalam diri mereka, dan mencurahkan tenaga mereka demi karya pewartaan Injil. Berita tentang misi perlu disajikan melalui sarana komunikasi sosial.
Rahmat pembaharuan tidak akan berkembang jika umat tidak memperluas cinta kasihnya sampai ke ujung bumi. Uskup membangkitkan, memajukan, membimbing, menghadirkan, dan menampilkan semangat misioner umat Allah yang berkobar-kobar sehingga seluruh keuskupan menjadi misionaris. Uskuplah yang semestinya dengan suka hati mengembangkan panggilan kaum muda dan klerus, mendorong kongregasi diosesan dan membantu mereka untuk memainkan perannya di daerah-daerah misi. Para imam membawakan pribadi Kristus dan menjadi rekan sekerja Dewan Para Uskup. Melalui pelayanan mereka, terutama ekaristi, berada dalam persekutuan dengan Kristus mengantar sesama kepada persekutuan itu. masih banyak yang harus dilakukan agar Tubuh itu semakin berkembang. Untuk itu hendaknya mereka mengatur reksa pastoral sehingga bermanfaat bagi penyebaran Injil di antara Umat bukan Kristiani.
Tarekat religius kontemplatif maupun aktif hingga sekarang telah dan tetap masih memainkan peran amat penting dalam evangelisasi dunia. Melalui doa, ulah pertobatan, dan duka derita mereka amat penting maknanya bagi pertobatan jiwa-jiwa. Kebiasaan hidup mereka merupakan kesaksian akan Injil yang disesuaikan dengan sifat perangai dan situasi bangsa.
Di daerah yang sudah Kristiani, para awam membangkitkan panggilan dalam keluarga mereka sendiri, perserikatan katolik, sekolah, dan menyumbangkan segala macam bantuan supaya karunia iman yang telah mereka terima dengan cuma-uma dapat disalurkan kepada sesama. Sementara di daerah misi, mereka hendaknya mengajar di sekolah-sekolah, menangani urusan duniawi, berperan dalam kegiatan paroki serta keuskupan, mengembangkan berbagai bentuk kerasulan awam sehingga umat mampu memainkan peran mereka dalam kehidupan Gereja. Dalam semangat persaudaraan bekerja sama dengan umat Kristiani lain, umat bukan Kristiani, dan khususnya dengan para anggota perserikatan Internasional supaya pembangunan masyarakat di dunia selalu bertumpu pada Tuhan dan diarahkan kepadaNya.
