Dalam Kitab Suci, kita akan menemukan beberapa gelar yang disematkan kepada Yesus. Atara lain : Anak Manusia, Anak Daud, Mesias, Hamba Allah, Gembala Yang Baik, Nabi, Raja, Pengantin, Hakim, Imam Agung, dll. Salah satu diantara gelar itu adalah Pintu. Yesus dilukiskan sebagai sebuah pintu. Penggambaran ini dapat kita temukan dalam Injil Yohanes yang akan kita dengarkan pada Minggu Panggilan hari ini. Kita dapat memahaminya dari dua sudut pandang.
1. Sudut Pandang Alam Pikir Yahudi Kuno
Dalam persfektif ini, alam semesta digambarkan bagaikan sebuah tempurung. Pada bagian atas alam semesta tersebut terdapat pintu surga. Pada Kej 28:10-19 dikisahkan bahwa dalam mimpinnya, Yakub menyaksikan bahwa di bumi terdapat sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik dari tangga itu.Â
Di ujung tangga tersebut terdapat pintu gerbang surga dimana Allah tinggal dan berfiman kepadanya bahwa Ia adalah Allah Abraham dan Ishak. Sedangkan dalam Mzr 78:23.24 disebutkan bahwa untuk menyakinkan orang Isarael, Allah akan memerintahkan awan-awan dari atas membuka pintu-pintu langit, menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan. Kitab Wahyu juga menyatakan hal senada. Yohanes melihat bahwa sebuah pintu terbuka di sorga dan suara berkata kepadanya: naiklah ke mari dan aku akan menunjukan kepadamu apa yang harus terjadi sesusah ini.
Dengan perspektif ini, Yesus sebagai pintu berarti bahwa di dalam Dia terwahyukan kehidupan surgawi, kehidupan Allah. Bila pintu terbuka, maka pertolongan juga tersedia. Lewat pintu itu manna diturunkan. Dengan menyebut Yesus sebagai pintu berarti adanya pengharapan, keselamatan, pertolongan, dan perlindungan.
2. Sudut Pandang Injil Yohanes
Dalam injil Yohanes ide pentu dibubungakan dengan gembala dan pekerjaannya. Yesus disebut sebagai pintu domba. Yesus tidak hanya pintu untuk gembala, melainkan juga pintu bagi domba. Gambaran ini diambil dari tradisi orang Isarael dalam memelihara domba. Dalam kebiasaan orang Israel, kandang domba hanya memiliki satu lobang/atau pintu. Kandang domba saat itu jangan kita bayangkan seperti yang biasa kita saksikan di sekitar kita saat ini. Kandang tersebut berada dalam doa/batu.Â
Batu tersebut sekaligus menjadi kadang bagi domba itu. ( Ingat peristiwa natal, Yesus lahir di kandang atau di goa? Sesungguhnya goa itu itulah yang menjadi kandang. ) Dan di depan lubang itu, seorang penggembala tidur  menjaga dombanya sehinga aman dari segala bentuk ancaman. Karena hanya satu pintu keluar, konsekuensinya adalah domba-domba tidak akan bisa keluar jika gembala tidak membuka pintu dan mengijinkan domba-domba keluar. Dengan kata lain, pintu tersebut berfungsi sebagai pengaman dan pelindung.
Jika gambaran ini dikenakan kepada Yesus maka kita dapat menarik menyimpulkan bahwa:
- Yesuslah satu-satunya jalan keluar dan masuk yang memberi rasa aman dan nyaman untuk sampai kepada Bapa. Mungkin orang lain dapat menemukan lubang yang lain, tetapi jalan itu tidak aman.
- Melalui Yesus, kawanan bisa keluar-masuk dengan pasti. Keluar-masuk mengindikasihan adanya aktifitas yang produktif. Pekerjaan kita akan semakin bernilai jika dihungkan dengan misteri Kristus.
- Yesus adalah pintu menuju padang rumput. Maka Yesus akan membawa kita untuk memperoleh kehidupan.
- Tidak seperti pencuri yang menghindari pintu, Yesus adalah pintu yang menuntun kita pada kehidupan.
- Yesus adalah jalan yang aman dan tenteram yang membawa kita kepada Allah. Yesus adalah pintu yang membuka kekayaan dan kepenuhan hidup.
- Pintu itu adalah jalan bagi gembala menemukan domba. Demikian juga Yesus menjadi pintu bagi pelayanan gerejawi untuk bertemu dengan umat yang digembalakan. Siapa saja yang merasa diri bertanggungjawab atas umat Allah harus lewat Yesus kristus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H