Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dosa Manusia Tidak Bisa Menghambat Rahmat Allah

25 Maret 2023   12:12 Diperbarui: 25 Maret 2023   13:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber poto: www.medcom.id)

Sakramen adalah rahmat Allah yang dinyatakan kepada manusia. Dengan tindakan-tindakannya, Gereja menampakkan dan melanjutkan karya keselamatan Allah yang telah terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Yesus yang adalah sakramen pokok meneruskan karya keselamatan Bapa melalui Gereja. Sakramentalitas Gereja dinyatakan dalam tindakan-tindakannya, khususnya 7 Sakramen. Ekaristi sebagai sakramen menjadi tanda yang mengasilkan rahmat Allah bagi manusia.

Rahmat sakramental tidak tergantung dari si pelayan (ex opere operato). Allah lah yang menjadi sumber rahmat dalam setiap sakramen. Keselamatan dikerjakan oleh Allah dan tidak tergantung dari pihak manusia. Rahmat sakramen tidak ditentukan oleh kualitas hidup dari si pelayan. Seberdosa apa pun imam yang merayakan ekaristi, ekaristi yang dirayakannya adalah sah serta rahmat yang kita peroleh juga melimpah. Dosa pelayan dan umat yang merayakan ekaristi tidak menjadi penghalang rahmat Allah yang dicurahkan bagi kita. Gereja Katolik mengenal ekklesia suplet (Gereja yang memenuhi). Artinya kekurangan imam selama merayakan liturgi disempurnakan atau dipenuhi oleh Gereja.  Rahmat Allah melampaui dan mengalahkan dosa manusia. Meskipun kita terkadang merasa tidak pantas, dengan kesadaran itu kita harus tetap datang merayakan liturgi sebab rahmat sakramen tersebut tidak hilang karena dosa-dosa yang kita lakukan.

Dengan itu, seharusnya umat tidak perlu memilih-milih imam yang merayakan ekaristi. Karena bukan kesalehan pribadi merekalah sumber rahmat yang kita terima. Seharusnya setiap umat meyakini entah siapapun imam yang merayakan ekaristi, penghayatan dan keseriusan mereka dalam merayakan ekaristi tidaklah berkurang. Kalau suatu sakramen dikerjakan degan benar oleh pelayan yang sah, maka rahmat Allah diberikan, bahkan bila pelayan dalam keadaan tidak beres hidupnya.

Selain itu rahmat juga dipengaruhi oleh karya yang mengerjakannya (ex opere operantis). Rahmat Allah diberikan karena kesucian pelayan yang mengerjakan sakramen itu. Artinya sakramen juga tergantung pada permohonan Gereja. Oleh karena itu, setiap pelayan sakramen harus juga memperhatikan kekudusan dirinya, agar rahmat sakramen tersebut semakin berdaya guna dan melimpah.

Bukan berarti ex opere operato dan ex opere operantis saling bertentangan satu sama lain. Rahmat sakramen itu memang tidak datang dari pelayan atau umat yang merayakannya tetapi dari rahmat Allah yang dinyatakan di dalamnya. Namun bukan berarti kesalehan pelayan dan sikap umat yang merayakannya tidak penting. Rahmat Allah yang dianugerahkan tersebut semakin disempurnakan dan berdaya guna jika pelayanan dan umat yang merayakannya hidup saleh dan baik, serta sikap mereka ketika merayakannya juga pantas dan hikmat.

Untuk itu penting memperhatikan dan memupuk kesalehan pribadi dan menjaga sikap kita selama perayaan ekaristi berlangsung. Jangan terlambat, datang lebih awal sehingga memiliki waktu untuk berdoa dan mempersiapkan hati, tidak pulang sebelum ekaristi selesai, pokus mengikuti perayaan, istirahat cukup sehingga tidak mengantuk ketika perayaan ekaristi berlangsung, menjaga kebersihan dan kesegaran tubuh saat ekaristi, duduk dengan nyaman dan aman, membaca sabda Tuhan sebelum mendengarnya di gereja. Hal-hal praktis tersebut membantu umat Allah menciptakan kekudusan dan suasana batin yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun