Â
Di dalam buku Mansur Hidayat juga dijelaskan mengenai pengembangan benteng di Arnon atau Kutorenon, secara etimologis berasal dari bahasa Jawa Kuno artinya, kuta yakni benteng atau istana yang dikelilingi benteng. Sedangkan kata renon berasal dari kata renu yang berarti kejengkelan atau kemarahan. Jadi, kutorenon ialah istana atau kota raja yang dikelilingi benteng, dibangun karena amarah dari Arya Wiraraja. Konon, dilatarbelakangi setelah Arya Wiraraja menjadi Raja di Lamajang Tigang Juru, ia marah dan sedih sebab kematian salah satu putranya, yakni Ranggalawe yang diadu domba dengan putra lainnya yakni Mpu Nambi, oleh Mahapati dari Wangsa Sinelir yang merupakan seorang penasihat.
Â
Sumber ReferensiÂ
Â
Mansur Hidayat. 2013. Arya Wiraraja dan Lumajang Tigang Juru : Menafsir Ulang Sejarah           Majapahit Timur. Bali : Pustaka Larasan, Ed. 2.Â
Â
Lutfinah, Yulia Laili. "Konservasi Cagar Budaya Situs Biting Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2011-2019 (Studi Pengelolaan Cagar Budaya Situs Biting Lumajang)." PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, 2020. http://digilib.uinkhas.ac.id/12849/.
Â
MARBUN, JHOHANNES. "Model Partisipasi Publik dalam Pelestarian Situs Biting, Lumajang, Jawa Timur." PhD Thesis, Universitas Gadjah Mada, 2016. https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/102218.
Â