Pendidikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Semakin tinggi tingkat dan kualitas pendidikannya, semakin maju pula negara tersebut. Pendidikan dibutuhkan dalam rangka mencetak generasi penerus menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.Â
Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, menyebutkan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan iklim dalam sebuah pembelajaran agar siswa bisa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, diri, kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang juga sangat diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan juga negara."Â
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dalam penyediaan kualitas sumber daya manusia. Untuk mempertahankan daya saingnya, sumber daya manusia yang ada dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensinya.
Dalam rangka menghadapi tantangan dibidang industri dan penguatan budaya wirausaha, maka kolaborasi antara sekolah dan dunia usaha/dunia industri sangat dibutuhkan. Pembekalan terkait kegiatan dunia usaha dan dunia industri bukan saja dilakukan disekolah khusus atau kejuruan, tetapi dapat diberikan sejak di sekolah dasar. Pembekalan yang diberikan selama kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan siswa sebagai entrepreneurship lulusan dan peningkatan kompetensi untuk memberikan kemandirian dan memantapkan konsep dalam diri siswa dengan (dunia usaha dan dunia industri).
Pentingnya karir masa depan bangsa bagi siswa tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi dan finansial, tetapi juga mempengaruhi banyak aspek kehidupan sosial dan psikologis. Setiap siswa perlu menyadari bahwa karir yang mereka pilih akan mempengaruhi bagaimana mereka hidup dan berkontribusi dalam masyarakat.Â
Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk mempertimbangkan pilihan karir dengan baik, agar mereka dapat memaksimalkan potensi mereka dan memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat. Aspek pertama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih karir adalah kesesuaian dengan minat dan bakat. Setiap siswa memiliki keunikan dan keahlian yang berbeda-beda, dan memilih karir yang sesuai dengan minat dan bakat mereka dapat memudahkan proses belajar dan meminimalkan stres dan tekanan yang mungkin terjadi di masa depan.
Dengan demikian, perlu adanya inovasi model pendidikan disekolah dasar melalui program revitalisasi yang dilaksanakan sekolah percontohan meliputi: pengembangan dan adaptasi dunia usaha dunia industri, inovasi pembelajaran yang mempromosikan keterampilan abad ke-21; membina dan meningkatkan kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan; dan standarisasi sarana dan prasarana dasar. Dunia usaha dunia industri sendiri juga berperan dalam mendukung terselenggaranya kegiatan belajar atau bekerja industri bagi guru dan siswa disekolah.Â
Kolaborasi dengan dunia usaha dunia industri tidak hanya berfokus pada pemberian pelajaran atau praktik kerja lapangan kepada siswa, tetapi juga mencakup pengembangan keterampilan bagi guru, penyesuaian kurikulum, pengajaran, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Â Pentingnya pengembangan keterampilan digitalpada siswa dalam menghadapi ekonomi digital yang terus berkembang. Keterampilan digital, seperti literasi teknologi, pemahaman analitika data, manajemen keuangan digital, dan keterampilan kolaborasi dan komunikasi digital, menjadi sangat esensial dalam menghadapi perubahan yang cepat di dunia digital saat ini. Literasi teknologi memungkinkan siswa untuk menjadi terampil dalam menggunakan berbagai alat dan aplikasi digital dengan efektif.
Hal ini diharapkan para pendidik, pembuat kebijakan, dan pihak terkait dalam pendidikan ekonomi dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya transformasi digital. Dengan mempersiapkan generasi muda dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemaha-man yang relevan, mereka akan siap untuk menghadapi tantangan dan juga memanfaatkan peluang dalam ekonomi digital yang semakin maju.Â
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Â
Hal ini tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses. Peraturan tersebut mengisyaratkan bahwa setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila guru memiliki kemampuan dasar yang cukup untuk mengembangkan potensi peserta didik dan melaksanakan tugasnya secara baik, sesuai dengan profesi yang dimiliki. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Teaching Factory.
Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri, dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Tujuannya adalah agar peserta didik bisa mendapatkan pengalaman langsung pada kompetensi yang disyaratkan oleh Dunia Industri, dan Dunia Usaha. Siswa harus dapat memahami baik teoritis maupun praktik dengan menerapkannya secara langsung pada dunia kerja.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan konsep Teaching Factory secara mendalam, yaitu;
- Integrasi Antara Pendidikan dan Dunia Kerja: Teaching Factory menghilangkan pemisahan tradisional antara pendidikan dan dunia kerja. Melalui simulasi lingkungan kerja di dalam institusi pendidikan, siswa memiliki kesempatan untuk mengalami bagaimana pekerjaan sebenarnya dilakukan. Mereka dapat memahami proses produksi, menghadapi masalah praktis, dan beradaptasi dengan lingkungan kerja sebelum mereka lulus.
- Keterampilan Praktis yang Relevan: Tujuan utama dari Teaching Factory adalah membekali siswa dengan keterampilan praktis yang dapat diterapkan secara langsung dalam pekerjaan. Dalam lingkungan yang disimulasikan, siswa dapat belajar mengoperasikan peralatan, mengimplementasikan teknikteknik industri, dan memecahkan masalah nyata yang sering dihadapi dalam pekerjaan sehari-hari.
- Pengalaman Kerja Terstruktur: Melalui pengalaman di Teaching Factory, siswa tidak hanya duduk di dalam kelas untuk mendengarkan kuliah, tetapi mereka juga terlibat dalam aktivitas yang mirip dengan pekerjaan sebenarnya. Mereka dapat berkolaborasi dalam tim, mengambil keputusan, dan menghadapi tantangan produksi atau manajemen.
- Kolaborasi dengan Industri: Suksesnya Teaching Factory sangat bergantung pada kolaborasi erat dengan perusahaan dan industri terkait. Institusi pendidikan bekerja sama dengan mitra industri untuk mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Hal ini memastikan bahwa kurikulum dan pengalaman di Teaching Factory sesuai dengan kebutuhan nyata.
- Pengembangan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, Teaching Factory juga fokus pada pengembangan soft skills seperti komunikasi, kerja sama, pemecahan masalah, dan kreativitas. Ini penting karena pekerjaan modern tidak hanya membutuhkan keahlian teknis, tetapi juga kemampuan untuk berinteraksi dengan rekan kerja, mengatasi konflik, dan beradaptasi dengan perubahan.
- Persiapan Karier yang Lebih Baik: Dengan mengalami pengalaman kerja yang mendekati situasi nyata sebelum lulus, siswa yang mengikuti pendekatan Teaching Factory memiliki keunggulan dalam mencari pekerjaan. Mereka sudah memiliki pengalaman yang dapat dibuktikan dan relevan dengan pekerjaan yang mereka lamar.
- Inovasi Pendidikan: Teaching Factory adalah contoh inovasi dalam pendidikan yang menggabungkan elemen-elemen pembelajaran konvensional dengan praktik dunia nyata. Pendekatan ini terus mengalami pengembangan dan penyesuaian sesuai dengan perkembangan industri dan teknologi.
Kesimpulan
Kolaborasi merupakan salah satu bentuk interaksi keterampilan sosial. Kolaborasi suatu bentuk proses sosial, dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing masing. Teaching Factory merupakan lompatan ke depan bagi persiapan karier siswa. Mereka bukan hanya memasuki dunia kerja dengan pengetahuan teoretis, tetapi juga dengan keterampilan praktis, mentalitas proaktif, dan kemampuan beradaptasi. Teaching Factory juga dapat dikatakan sebagai pendekatan inovatif dalam pendidikan yang terus mengalami perkembangan dan penyesuaian. Adapun konsep Teaching Factory yaitu: Integrasi Antara Pendidikan dan Dunia Kerja, Keterampilan Praktis yang Relevan, Pengalaman Kerja Terstruktur, Kolaborasi dengan Industri, Pengembangan Soft Skills, Persiapan Karier yang Lebih Baik, dan Inovasi Pendidikan.
Sumber :
https://smkn2adiwerna.sch.id/teaching-factory/
https://pusdasi.uma.ac.id/kolaborasi-sekolah-dan-industri-mempersiapkan-lulusan-siap-kerja/
https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/view/12626
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI