Netizen protes, orang banyak protes, rakyat protes, tokoh-tokoh protes soal razia buku yang viral di media sosial. Bukan cuma protes, bahkan menghujat dan menyalahkan pemerintah.Â
Kenapa di biarkan tindakan semena-mena razia terhadap buku? Itu namanya perkosaan terhadap hak-hak asasi manusia dan ilmu pengetahuan protes mereka. Herannya mereka yang protes tersebut senang apabila buku-buku terindikasi radikal teroris di razia.Â
Tapi bila buku-buku yang terindikasi ajaran kiri seperti liberal sekular dan komunisme mereka protes, dengan gigih dengan alasan perkosaan terhadap hak-hak asasi manusia dan ilmu pengetahuan. Aneh..
Buku adalah produk dari hasil pemikiran seseorang dalam bentuk karya tulis. Entah itu fiksi atau nyata, buku adalah produk hasil pemikiran manusia untuk mempengaruhi pikiran manusia lainnya dengan tujuan merubah tingkah laku.Â
Dengan lain kata buku adalah cara halus untuk mengubah perilaku para pembacanya baik secara sadar ataupun bawah sadar. Ini yang tidak di sadari pembacanya tapi sangat di sadari oleh penulisnya.
Sebenarnya bukan cuma buku, tapi apapun hasil produk yang di jual kepada masyarakat baik berupa barang atau jasa akan mempengaruhi konsumennya secara pola pikir.Â
Misal kita berjualan pecel, tentu kita ingin pecel buatan kita laku maka di buatlah promosi bahwa pecel kita aman di konsumsi meski banyak menggunakan cabe rawit di jamin tidak mencret bila di konsumsi oleh anak kecil. Dengan begitu orang-orang pun akan tertarik dengan pecel buatan kita karena menawarkan sesuatu yang lain.Â
Dan inilah sudah bisa di sebut kita mempengaruhi pola pikir masyarakat tentang pecel buatan kita. Semakin banyak orang yang membeli pecel buatan kita maka kita sudah merubah perilaku masyarakat yang tadinya terbiasa makan ikan asin menjadi makan pecel.
Kalau promosi pecel yang gencar saja bisa merubah pola pikir dan perilaku, tentu pengaruh buku lebih dahsyat lagi. Sebab buku adalah lebih berbahaya daripada senjata tercanggih manapun yang ada di dunia ini.Â
Ringkasnya buku adalah senjata tercanggih diantara senjata yang paling canggih. Karena senjata yang paling berbahaya adalah pikiran yang bisa mempengaruhi pikiran manusia lainnya. Dan buku adalah salah satu cara dahsyat untuk mempengaruhi pikiran manusia lainnya.Â
Jadi jelas apapun produk hasil buatan dan pemikiran manusia harus di sensor apabila bisa mempengaruhi pikiran manusia lainnya. Kita hidup di dunia ini tidak sendiri jangan kita marah bila ada yang menyensor kesenangan kita sedang tertawa terbahak-bahak melihat kesenangan orang lain di sensor.Â
Kalau tidak ada sensor dunia bisa chaos karena semua ingin mendahulukan kesenangannya. Ingatlah hak asasi kita tidak boleh merugikan hak asasi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H