Balongan - Jakarta, kurang lebih jarak tempuh empat sampai lima jam. Terlebih dengan perbaikan jalan yang belum selesai.
Tetapi yang membuatku takjub adalah bahwa seorang staf Purchasing ini senantiasa tersenyum setiap aku menemuinya ketika ia menginap di salah satu hotel bilangan Jakarta bersama keluarganya, atau ketika aku bertandang ke kantornya di Balongan.
Tidak ada sedikitpun terlihat beban pikiran, atau raut tertekan dari wajahnya. Ia senantiasa menyambutku dengan senyuman.
Malam itu pukul tiga dini hari, aku mengantarkan berkas-berkas yang perlu ia kaji ke Rumah Sakit di bilangan Jakarta Selatan. Hal ini bukan satu dua kali, tetapi sudah berlangsung beberapa kali. Adik kandungnya baru saja mengalami kritis akibat leukemia. Tetapi aku selalu kagum dengan kemampuannya untuk menjalankan tugas-tugasnya yang menumpuk. Meski aku tahu beban-beban yang mendesak ke seisi otaknya sudah nyaris meledak keluar. Memuntahkan semua berkas Purchase Request dan dokumen untuk pengajuan approval oleh pimpinannya.
Dia, selalu tersenyum. Bahkan hingga saat di mana ia menghubungiku untuk menemuinya untuk ia menyerahkan Purchase Order secara langsung kepadaku, tanpa melalui e-mail, tepat di hari kepergian adik kandungnya kepada Yang Kuasa.
Terima kasih telah mengajarkan saya untuk mampu berjuang atas semua beban pikiran yang sesungguhnya dapat membunuh itu, Pak Handri (Pertamina RU VI, Balongan).
Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H