Melihat korban jiwa yang terus berjatuhan di tol Cipali, pemerintah, aparat kepolisian dan pihak pengelola ruas tol Cipali harus segera bertindak cepat untuk menyelamatkan pengguna tol Cipali dari arena “pembunuhan massal”. Jangan sampai tol Cipali dikenal sebagai tempat “pembunuhan massal”.
Faktor Mistis Makam Mbah Samijem
Banyaknya kecelakaan yang menelan korban jiwa di tol Cipali khususnya di wilayah Kabupaten Majalengka menimbulkan banyak rumor kisah misteri. Menurut Ahmad, tokoh Desa Panjalin Lor Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, sebelum jalan tol sepanjang 116 kilometer itu dibangun, terdapat 600 makam di sekitar jembatan itu. Termasuk, makam Mbah Samijen. Makam-makam itu kemudian dipindahkan ke sisi kanan jalan tol dari arah Jakarta menuju Cirebon. Posisi makam Mbah Samijem saat ini berada persis di sisi jalan tol. Padahal, sebelumnya makam Mbah Samijem ada di tengah-tengah pemakaman. Padahal makam Mbah Samijem sudah ada sebelum Kota Majalengka ada
Ahmad juga menjelaskan bahwa pemindahan makam Mbah Samijen oleh kontraktor jalan tol Cipali dilakukan tanpa melalui ritual, seperti ziarah ke makam Mbah Samijem dan lainnya. Intinya, kata Ahmad, seharusnya pihak kontraktor meminta izin kepada Yang Maha Kuasa agar dalam pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian jalan tol tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain tidak melakukan ritual, kontraktor juga tak berdialog atau bernegoisasi kepada ahli waris. Mereka langsung memindahkan 600 makam tersebut setelah memberikan uang kompensasi sebesar Rp 100.000.
[caption caption="Misteri batu bleneng di tol Cipali (Sumber foto Tribunnews.com)"]
Masih menurut Ahmad, ada sejumlah kejadian aneh di sepanjang jalan tol Cipali ini. Pertama, “ada warga yang melihat mobil berputar sampai 20 putaran,” katanya. Karena terjadi pada sore hari, cukup banyak warga yang melihat kejadian tersebut. Kedua, warga yang tengah bekerja di sawah sempat melihat ada seorang wanita berjalan di tengah tol dan rambutnya menutupi jalan tol.
“Setelah itu terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan 6 tewas saat itu,” kata Ahmad.
Penjelasan Ahmad diperkuat oleh keterangan pimpinan pondok pesantren Al Mizan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, KH Maman Imanulhaq. Dia meminta agar pengelola ruas tol Cipali lebih menghargai kearifan lokal, termasuk dengan melengkapi sarana dan prasarana di ruas jalan tol yang belum lengkap.
“Kecelakaan itu terjadi karena dalam pelaksanaan pembangunan, kontraktor jalan tol tidak menghargai kearifan lokal yang ada di suatu daerah,” katanya.
Faktor Human Error
Menanggapi rumor kisah misteri kecelakaan di tol Cipali, Direktur Keselamatan Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Gede Suardika mengatakan bahwa kecelakaan di tol Cipali lebih dikarenakan faktor human error. Menurutnya, secara statistik, 74% kecelakaan di tol Cipali disebabkan karena pengemudi ngantuk dan 14% pengemudi lelah. Jadi data statistic menunjukkan bahwa 88% kecelakaan di ruas tol Cipali disebabkan faktor kesalahan manusia (human error). Gede menambahkan bahwa dari hasil analisis terhadap sejumlah kecelakaan yang terjadi di ruas tol Cipali tersebut merupakan kecelakaan tunggal dan bukan disebabkan oleh infrastrukturnya.
[caption caption="Spanduk peringatan ngebut=maut di tol Cipali (Sumber foto Tempo.co)"]