Argentina boleh saja berbangga memiliki megabintang Lionel Messi. Argentina juga boleh saja berbangga memiliki pemain termahal di Liga Inggris Angel Di Maria. Sayangnya hingga kini Messi dan Di Maria tak mampu memberikan kebanggaan bagi Argentina. Di level senior, Messi dan Di Maria belum pernah memberikan gelar untuk Argentina.
Jika Argentina dihuni skuat para bintang Eropa, sebaliknya kecuali trio Sanchez, Vidal dan Bravo skuat Chile hanya dihuni oleh pemain rata-rata yang namanya tidak popular. Namun jangan dilupakan bahwa berkat sentuhan magis “sang pesulap” Jorge Sampaoli Chile memiliki tim yang solid yang mengandalkan permainan kolektif dan determinasi tinggi. Hingga akhirnya berkat permainan kolektif dan determinasi tinggi tersebut mimpi 99 tahun rakyat Chile dapat diwujudkan oleh mereka.
Kekalahan Argentina juga semakin menenggelamkan Messi di bawah bayang-bayang legenda Argentina, Diego Maradona. Raut kesedihan terpancar jelas dari wajah Lionel Messi. Padahal sehari sebelum partai final, fantastic four Argentina yang terdiri dari Messi, Aguero, Di Maria dan Pastore sangat yakin mampu membawa pulang trofi Copa America 2015 untuk mengakhiri puasa gelar selama 22 tahun. Mereka yakin akan menjadi legenda Argentina jika mampu menjadi kampiun Copa America 2015. Sayangnya, harapan Messi, Aguero, Di Maria dan Pastore untuk dikenang menjadi legenda Argentina tidak bisa terwujud di Estadio National De Chile, Santiago.
Lagu populer Madonna karya komponis Andrew Llyod Webber dalam film Evita Du Peron yang berjudul “Don’t Cry for Me Argentina” sepertinya cocok dilayangkan kepada tim bertabur bintang Argentina oleh Jorge Sampaoli. Bisa jadi Jorge Sampaoli menjadi orang Argentina yang paling berbahagia atas kesuksesan Chile mengakhiri puasa gelarnya selama 99 tahun.
[caption caption="Kebahagian Jorge Sampaoli dan staf pelatih (Sumber www.ca2015.com)"]
Chile di bawah asuhan “Sang Pesulap” Jorge Sampaoli sangat layak untuk menjadi juara Copa America 2015. Di lihat rekam jejaknya sejak babak penyisihan grup hingga partai final, Chile sangat layak untuk meraih kejayaan dalam persaingan tertinggi sepak bola Amerika Selatan. Melalui formasi andalan 4-3-1-2, Jorge Sampaoli terbukti mampu menumbangkan Gerardo “TATA” Martino yang mengusung formasi 4-3-3. Meskipun orang Argentina, Jorge Sampaoli layak menjadi pahlawan Chile.
“Penalti Alexis Sanchez memberi saya kebahagiaan luar biasa," ujar Jorge Sampaoli seusai pertandingan.
Jalannya Pertandingan