Mohon tunggu...
A.L.A.Indonesia
A.L.A.Indonesia Mohon Tunggu... Dosen, Peneliti, Petualang, Penonton Sepakbola, Motivator, Pengusaha HERBAL -

"Jika KOMPASIANER tak punya nyali menuliskan kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup. Catat! Jika kita berjuang mungkin kita tidak selalu menang, tapi jika kita tidak berjuang sudah pasti kita kalah. http://blasze.tk/G9TFIJ

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menanti Akhir Balas Dendam Gerardo “Tata” Martino Dalam Perburuan Gelar Juara Copa America

2 Juli 2015   12:40 Diperbarui: 2 Juli 2015   12:40 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecintaannya pada sepakbola membuat dirinya memilih meneruskan karir sebagai pelatih. Selain itu pilihan karir sebagai pelatih juga terinspirasi dari pelatihnya di Newell's Old Boys, Marcelo Bielsa.

Karir kepelatihannya dimulai di klub divisi dua Argentina, Atletico Almirante Brown. Setahun kemudian Martino menjadi pelatih Platense. Masa kejayaan Martino sebagai pelatih klub professional diraihnya bersama Libertad dan Cerro Porteno di Liga Paraguay dengan mempersembahkan 7 gelar juara Liga.

Atas prestasi gemilangnya bersama klub Libertad dan Cerro Porteno tersebut, Martino kemudian didaulat menjadi pelatih Timnas Paraguay. Hasilnya, Martino sukses mengantarkan Paraguay lolos ke pentas Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Dahsyatnya lagi, Martino mampu membawa Santa Cruz dan kawan-kawan hingga babak perempatfinal, sebelum akhirnya disingkirkan oleh sang juara dunia, Spanyol.

Usai Piala Dunia Afrika Selatan, setahun kemudian Martino sukses membawa Paraguay ke babak final Copa America 2011 di Argentina. Sayangnya, nasib baik sepertinya belum berpihak pada Martino. Di partai final Copa America 2011, Paraguay dikalahkan oleh Uruguay yang sukses merengkuh trofi Copa America untuk ke-15 kalinya.

Usai dikalahkan Uruguay di partai final Copa America 2011, Martino memilih mengundurkan diri dari arsitek timnas Paraguay. Ia pun kembali ke klub lamanya Newell's Old Boys sebagai pelatih dan memberikannya gelar Torneo Clausura untuk mantan klubnya tersebut di musim 2013. Pada musim kompetisi 2013/2014, Martino direkrut oleh Barcelona menggantikan Tito Vilanova yang mengundurkan diri. Sayangnya, karena tidak tahan dengan kritikan media Spanyol yang terus menyerang taktiknya, Martino akhirnya memilih hengkang dari Barcelona dan menerima tawaran menjadi pelatih Tim Tango Argentina sejak 2014.

Jika dilihat dari gaya kepelatihannya, Martino adalah penganut paham Bielsista. Hal yang sangat wajar karena Marcelo Bielsa adalah mantan pelatihnya di Newell's Old Boys sekaligus sebagai inspiratornya. Sama seperti Pep Guardiola, sebelum memutuskan menjadi pelatih Martino juga banyak berdiskusi dengan Bielsa.

Marcelo Bielsa, Pep Guardiola dan Martino memang memiliki filosofi sepakbola yang sama. Ketiganya mengedepankan permainan menekan tempo tinggi hingga wilayah lawan dan mendominasi penguasaan bola dengan permainan kolektifnya. Hanya saja, Martino kerap mengadaptasi taktik sesuai dengan lawan yang dihadapi. Martino sangat teguh memegang prinsip "pertahanan terbaik adalah menyerang", tetapi untuk menyerang, lini pertahanan harus lebih dahulu memberikan rasa aman. Filosof Martino "pertahanan terbaik adalah menyerang" terbilang ampuh di Copa America 2015 ini. Hingga babak semifinal usai, Argentina mampu menggelontorkan 10 gol dan hanya kemasukan 3 gol dengan selisih gol 7.

Meskipun rekor pribadinya sebagai pemain dan pelatih terbilang mentereng, Martino sadar tugasnya bersama Tim Tango Argentina belum tuntas. Ia ingin menorehkan sejarah membawa Argentina menjadi juara Copa America untuk ke-15 kalinya sekaligus mengakhiri puasa gelar selama 22 tahun.

Martino sangat yakin, dengan sentuhan magisnya dia mampu mempertontonkan tarian Tango Argentina di Santiago. Dan ketika tarian tango sudah dipertontonkan oleh ahlinya, maka tak akan ada tim yang mampu menghentikannya.
Lewat sajian tarian tango Argentina yang akan dipertontonkan oleh Lionel Messi dan kawan-kawan, Martino pun sangat yakin mampu mewujudkan balas dendamnya untuk menjadi juara Copa America 2015 yang gagal ia wujudkan bersama Paraguay di tahun 2011. Bagi Martino, sekarang atau tidak sama sekali. Vamos Argentina!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun