Jorge Sampaoli bersama timnas Chile (Sumber larepublica.pe)
Jorge Sampaoli akhirnya mampu membuat rakyat Chile berpesta. Usai menaklukkan Peru di babak semifinal dan membawa Chile ke partai final, rakyat Chile semakin yakin dengan sentuhan magis Jorge Sampaoli. Bak seorang pesulap, hanya dalam waktu sekejap Jorge Sampaoli mampu merubah wajah timnas Chile menjadi macan sepak bola Amerika Selatan. Jorge Sampaoli membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Nothing impossible. Keberhasilannya meloloskan Chile ke putaran final Copa America 2015 membuktikan dirinya layak menukangi 'La Roja' julukan timnas Chile.
Sepeninggal Marcelo Bielsa yang sukses mengantarkan Chile kembali ke panggung Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, timnas Chile sempat terpuruk. Prestasinya terus menukik tajam ketika Chile ditangani oleh Claudio Borghi. Publik pun khawatir Chile gagal lolos ke Piala Dunia 2014 di Brazil.
Di tengah keterpurukan, akhirnya Federasi Sepak Bola Chile (FFC) menunjuk Jorge Sampaoli untuk menukangi 'La Roja' dengan target lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 Brazil. Awalnya, publik pecinta sepak bola Chile sempat meragukan kemampuan juru taktik asal Argentina tersebut. Mereka tidak yakin arsitek yang bernama lengkap Jorge Luis Sampaoli Moya itu akan mampu menyamai pencapaian Marcelo Bielsa yang meloloskan Chile ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Apalagi, juru taktik kelahiran Santa Fe, Argentina pada 13 Maret 1960, itu belum punya rekam jejak prestasi yang mengesankan. Jadi sangat wajar dan tidak mengherankan jika publik Chile sempat meragukannya.
Namun perlahan tapi pasti Jorge Sampaoli menunjukkan kualitas sentuhannya. Mantan arsitek klub elit Universidad de Chile itu akhirnya berhasil membuktikan bahwa Federasi Sepak Bola Cile (FFC) tidak salah memilihnya. Alexis Sanches dan kawan-kawan sukses diantarkannya melenggang ke Piala Dunia Brasil 2014.
Dahsyatnya lagi, sentuhan magis Jorge Sampaoli mampu mengantarkan Chile melaju ke babak 16 besar setelah sukses memulangkan juara bertahan Spanyol. Padahal Spanyol datang ke Piala Dunia Brazil dengan membawa seluruh pemain bintangnya yang baru saja sukses mempertahankan gelar juara Piala Eropa. Keberhasilan Chile menumbangkan Spanyol di Piala Dunia 2014 juga menjadi saksi bisu berakhirnya era keemasan “La Furia Roja” julukan untuk timnas Spanyol dan era kebangkitan “La Roja” julukan bagi timnas Chile. Ya, saat Spanyol menuju akhir kesuksesan, Chile bersama Jorge Sampaoli sedang membangun kesuksesan.
Usai mengalahkan Spanyol, Sampaoli membuat pernyataan pers yang mengatakan bahwa di sepak bola, segalanya bisa berubah. Sepak bola sangat dinamis. Spanyol bermain sangat baik dalam beberapa tahun terakhir dan tampil luar biasa. Namun pada hari ini, generasi permain tersebut tidak bisa melanjutkan kesuksesan dan itu normal karena kesuksesan tidak bisa bertahan selamanya. Sekarang eranya pemain Chile yang bertebaran di klub-klub elit Eropa untuk bersinar.
Kini di turnamen Copa America 2015 di mana Chile sebagai tuan rumah, publik semakin percaya dengan sentuhan magis Jorge Sampaoli sebagai “Sang Pesulap” Chile. Di tangannya, bintang-bintang Chile yang sebelumnya terpecah-pecah dan bertebaran di klub-klub elit Eropa dapat dirangkum menjadi kekuatan dahsyat
“Saya pikir satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan adalah dengan menyatukan para pemain dari tingkat professional hingga amatir. Anda harus membantu mereka mencintai seragam timnas, menikmati pertandingan, dan merasakan betapa bangganya berjuang atas nama Negara,” tutur Sampaoli.
Menurutnya, tugas untuk menyatukan ego para pemain bintang Chile yang sebelumnya terpecah-pecah dan bertebaran di klub-klub elit Eropa tidaklah mudah.
"Namun, kuncinya hanya satu, yakni disiplin,” lanjutnya menceritakan kunci suksesnya bersama Chile. Gaya melatih Sampaoli memang hampir mirip dengan Bielsa yang menekankan disiplin tinggi dan permainan kolektif. Di tangan Sampaoli, Chile tampil dengan tidak mengandalkan teknik individu. Kecuali Arturo Vidal dan Alexis Sanchez, pemain Chile memiliki kemampuan merata. Alexis Sanchez dan kawan-kawan lebih mengandalkan kohesi, kecerdasan, dan determinasi.
Kerja keras Sampaoli membuahkan hasil dengan lolosnya Chile ke babak final Copa America 2015. Catatan Sampaoli semakin mengagumkan karena hingga lolos ke babak final Chile belum pernah mengalami kekalahan. Sampaoli berambisi melanjutkan tren kemenangan dengan mengalahkan Argentina pada pertandingan final sebagai hadiah istimewa bagi rakyat Chile.
Sampaoli sadar tugasnya belum tuntas. Ia ingin menorehkan sejarah membawa Chile menjadi juara Copa America untuk pertama kalinya. Sejak Copa America kali pertama digelar 99 tahun lalu pada 1916, Chile belum pernah menjadi juara. Prestasi terbaik mereka adalah menduduki peringkat kedua sebanyak empat kali: 1955, 1956, 1979, dan 1987. Tentu tidak sebanding dengan Argentina yang sudah menjadi juara Copa America sebanyak 14 kali. Namun, dengan sentuhan magis Sampaoli yang dibantu oleh deretan pemain bintang yang bertebaran di Eropa, Chile bisa berharap paceklik gelar selama 99 tahun bisa berakhir. Mampukah Sampaoli mewujudkan impian 18 juta rakyat Chile menjadi juara Copa America untuk pertama kalinya. Mari kita saksikan tayangannya di Kompas TV!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H