Mohon tunggu...
Money

Peran JNE dalam Perluas Jangkauan UKM di Tanah Air

9 Desember 2018   19:24 Diperbarui: 9 Desember 2018   19:31 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, saat suami masih tinggal di Kuala Lumpur, dan saya wara-wari mengunjunginya, Pasar Seni adalah merupakan salah satu tempat yang paling sering kami habiskan untuk sekedar main dan cuci mata. Salah satu hal yang bikin saya gregetan adalah kala menemukan asesoris manis-manik yang diuntai menjadi gelang (khas Bali) banyak sekali dijual di sana, dengan harga yang telah berkali lipat dari harga aslinya. Waduh! Saya biasa membelinya seharga 5 ribu rupiah di Bali (kala itu, sekitar tahun 2010-an), eh di Pasar Seni, saya harus membelinya dengan harga 7-10 ringgit, yang adalah setara dengan 30 ribu rupiah, kurs saat itu).

Tak hanya gelang Bali, banyak sekali produk kita, yang dibeli oleh para pedagang dari negeri jiran untuk dijual kembali di pasar mereka, bahakn tak segan mereka ganti merknya dan dijual dengan harga berkali lipat. See? Produk Indonesia loh!

Sementara kita? Masih banyak dari kita yang begitu bangga menggunakan produk-produk luar negeri, atau sekedar produk KW yang menjpilak produk aslinya, hanya demi sebuah gengsi! Hiks... sedih ya? Padahal produk anak negeri, berkualitas, rapi dan kreatif banget, loh! Kalo enggak, mana mungkin sampai mejeng cantik di pasar-pasar negara lain kan?

Bicara tentang perekonomian negeri ini, jelas tak mungkin meniadakan peran para pelaku UKM dan UMKN sebagai dua unsur yang turut memperkuat perekonomian bangsa ini. Meskipun masih banyak yang memandang sebelah mata terhadap dua bidang usaha ini, dikarenakan berbagai alasan, salah satunya adalah seperti yang saya ulas di atas, namun, justru krisis moneter yang pernah terjadi di tahun 1997, membuktikan bahwa UKM dan UMKN masih mampu bertahan bahkan tumbuh sebagai salah satu tulang punggung perekonomian di kala itu, sementara banyak perusahaan besar yang bertumbangan oleh dasyatnya badai 'moneter' yang melanda.

Potensi UKM dan UKMN dalam menguatkan perekonomian bangsa, sebenarnya sudah teruji. Hanya sayang, masih banyak daerah yang kesulitan dalam mengembangkan bisnis UKMnya. Selain masalah keterbatasan modal, masalah lainnya adalah dalam hal distribusi/pemasaran ke luar daerah di mana UKM tersebut memproduksi produknya.

Dulu, saat suami masih tinggal di Kuala Lumpur, dan saya wara-wari mengunjunginya, Pasar Seni adalah merupakan salah satu tempat yang paling sering kami habiskan untuk sekedar main dan cuci mata. Salah satu hal yang bikin saya gregetan adalah kala menemukan asesoris manis-manik yang diuntai menjadi gelang (khas Bali) banyak sekali dijual di sana, dengan harga yang telah berkali lipat dari harga aslinya. Waduh! Saya biasa membelinya seharga 5 ribu rupiah di Bali (kala itu, sekitar tahun 2010-an), eh di Pasar Seni, saya harus membelinya dengan harga 7-10 ringgit, yang adalah setara dengan 30 ribu rupiah, kurs saat itu).

Tak hanya gelang Bali, banyak sekali produk kita, yang dibeli oleh para pedagang dari negeri jiran untuk dijual kembali di pasar mereka, bahkan tak segan mereka ganti merknya dan dijual dengan harga berkali lipat. See? Produk Indonesia loh!

Sementara kita? Masih banyak dari kita yang begitu bangga menggunakan produk-produk luar negeri, atau sekedar produk KW yang menjpilak produk aslinya, hanya demi sebuah gengsi! Hiks... sedih ya? Padahal produk anak negeri, berkualitas, rapi dan kreatif banget, loh! Kalo enggak, mana mungkin sampai mejeng cantik di pasar-pasar negara lain kan?

Bicara tentang perekonomian negeri ini, jelas tak mungkin meniadakan peran para pelaku UKM dan UMKN sebagai dua unsur yang turut memperkuat perekonomian bangsa ini. Meskipun masih banyak yang memandang sebelah mata terhadap dua bidang usaha ini, dikarenakan berbagai alasan, salah satunya adalah seperti yang saya ulas di atas, namun, justru krisis moneter yang pernah terjadi di tahun 1997, membuktikan bahwa UKM dan UMKN masih mampu bertahan bahkan tumbuh sebagai salah satu tulang punggung perekonomian di kala itu, sementara banyak perusahaan besar yang bertumbangan oleh dasyatnya badai 'moneter' yang melanda.

Potensi UKM dan UKMN dalam menguatkan perekonomian bangsa, sebenarnya sudah teruji. Hanya sayang, masih banyak daerah yang kesulitan dalam mengembangkan bisnis UKMnya. Selain masalah keterbatasan modal, masalah lainnya adalah dalam hal distribusi/pemasaran ke luar daerah di mana UKM tersebut memproduksi produknya.

Peran JNE dalam Membantu Produsen UKM Memperluas Wilayah Jangkauannya

Hari gini, siapa yang tak kenal dengan JNE? Banyak mulut yang dengan lancar berujar, "Yo wes, tak kirim pake JNE wae, yo!", atau, "Kak, tolong kirim segera ya, pake JNE aja, mereka menjangkau seluruh wilayah Indonesia kok.!. Dan banyak lagi ujaran, komentar, anjuran dan rekomendasi untuk menggunakan jasa ekspedisi logistik yang satu ini.

Mengapa harus JNE, sih?

Kayaknya, pertanyaan ini pasti dengan mudah akan beroleh beragam jawaban positif, ya? Tak hanya pelaku UKM yang telah membuktikan kredibilitas jasa ekspedisi yang satu ini, saya sendiri, berulang kali memilih jasa pengiriman ini, baik untuk mengirimkan sekedar buah tangan ke saudara di kampung, atau mengirim berkas penting sekaliber Buku Hak MIlik Kendaraan (BPKB) mobil atau dokumen penting lainnya ke tujuan, dengan bantuan JNE, yang saya percaya akan selalu amanah dalam menjalankan tugasnya. Eits, ini bukan pesan sponsor loh, ya! Tapi testimoni yang dengan senang hati saya beri karena memang JNE layak menerimanya. 

Soalnya mobil saya masih menggunakan nomor polisi daerah Aceh, sehingga setiap bayar pajak kendaraan memang harus dibayar di sana, dan butuh STNK asli dan KTP untuk dikirim ke sana kan? Terus, kalau perpanjangan STNK, atau mutasi kan BPKB asli, STNK dan KTP juga harus dikirim ke sana. Nah, ngeri kan kalo hilang? Thanks JNE yang telah membawa dokumen-dokumen penting itu ke tujuan dengan selamat, ya!

Ah iya, project jualan novel karya saya, Selingan Semusim saya juga sukses besar karena dukungan JNE loh! Banyak pembeli buku saya yang order via online, dan berdomisili di luar Kota Bandung, dari Aceh hingga ke Papua, dan JNE lah yang membantu pertemukan Selingan Semusim dengan para pembacanya di seluruh pelosok negeri ini. Thanks a lots, JNE!

dok pri
dok pri
Yup, kini, membeli/menjual produk dari atau ke suatu wilayah nun jauh dari jangkauan kita bukanlah lagi suatu kendala. Perkembangan dunia teknologi informasi, internet, bisnis online yang semakin menggeliat, adalah harapan dan peluang cerah bagi semua pelaku UKM/UMKN untuk semakin mengembangkan sayapnya.

Berjualan online, menjadi salah satu opsi selain tetap berjualan offline. Bahkan tak jarang, banyak sekali pebisnis yang kini hanya fokus berjualan online, dengan alasan tak perlu menyetok banyak barang sehingga bisa berhemat biaya sewa toko.

whatsapp-image-2018-12-09-at-17-51-48-5c0d0773ab12ae1ff04babf2.jpeg
whatsapp-image-2018-12-09-at-17-51-48-5c0d0773ab12ae1ff04babf2.jpeg
dok pri
dok pri
Bagi pelaku UKM/UMKN sendiri, mereka juga kini telah membuka gerainya secara online, dikarenakan support penuh dari JNE yang semakin memuaskan.

Produk akan dikirim ke mana pun, sesuai permintaan pelanggan/customer, ya dengan bantuan ekspedisi yang satu ini! JNE.
Jadi ingat dengan penuturan Pak Jauhari, sang pendiri JNE bahwa melayani anak bangsa, para pelaku usaha, baik kecil, menengah hingga besar, adalah salah satu upaya dalam membantu mereka memajukan bisnisnya. JNE, akan selalu membantu pengiriman barang dari pengirim ke penerimanya, dengan beberapa layanan yang telah teruji, mulai dari layanan OKE (Ongkos Kirim Ekonomis), REG (Reguler), YES (Yakin Esok Sampai), SPS/SS Super Speed), CTC (City to City), hingga ke layanan TRC (Truck)! Lengkap banget kan?

Hayo, jadi kepo dengan layanan itu? Hm, boleh deh baca-baca di ulasan yang ditulis oleh layarnan tekno ini. Jadi saya ga perlu ulas di sini, ya!

Nah, bagi para pelaku UKM dan UMKN, semoga semakin berkembang bisnisnya, makin banyak wilayah yang dijangkau dan semoga perekonomian bangsa ini jadi semakin sehat, ya. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun