Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Inovasi Balitbang PUPR Bikin Hidup Lebih Sehat dan Nyaman

6 Desember 2017   15:36 Diperbarui: 6 Desember 2017   15:38 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan (ABDULLAH)

Tak dapat dipungkiri, modernisasi telah menggiring manusia modern ke arah kehidupan yang serba praktis, instant, sekali pakai! Budaya 'instant' yang kini telah blusukan hingga ke pedesaan ini pun semakin marak dan sukses menghasilkan sampah yang kian menggunung. Mulai dari sampah rumah tangga biasa (sampah organik) hingga ke sampah anorganik turut andil dalam memperburuk kondisi lingkungan dan mengancam kesehatan lingkungan dan manusia itu sendiri.

Tentu kita sepakat bahwa sampah kresek maupun sampah plastik lainnya, adalah sampah yang paling 'perkasa' dibandingkan sampah-sampah lainnya yang pernah ada di muka bumi. Selain kekuatannya yang tak akan mampu diurai oleh tanah hingga ratusan tahun lamanya, limbah jenis ini juga seringkali menjadi 'pembunuh' bagi hewan laut maupun darat yang tanpa sadar telah turut mengkonsumsinya karena dikira makanan.

Di dalam acara yang digelar di Car Free Day, tepatnya di Eduplex Coworking Space, Dago -- Bandung, Minggu, 17 November 2017 kemarin, Bapak Herry Vaza, Sekretaris Balitbang yang mewakili Kabalitbang PUPR menyampaikan fakta menyedihkan, bahwa Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam hal jumlah sampah plastiknya. Waduh!

Seperti yang beliau uraikan, bahwa pada tahun 2015 yang lalu, survey menunjukkan bahwa 1 kg sampah plastik ditemukan di dalam 3 kg ikan. Dan diperkirakan bahwa pada tahun 2025 nanti, 1 kg ikan akan memiliki 1 kg sampah. Wah, gawat deh ini.

Teknologi Balitpang PUPR -- Penggunaan Sampah Plastik sebagai campuran Aspal

Para peneliti di BalitbangPUPR telah cukup lama melakukan penelitian pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal dan kini berhasil menerapkan teknologi aplikasi terbaru di mana untuk setiap 1 km jalanan dengan lebar 7 m maka akan membutuhkan plastik sejumlah 2,5 sampai 5 ton campuran limbah plastik.  Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer, maka penyerapan sampah plastik ke dalam campuran aspal ini akan menjadi solusi jitu dalam meminimalisir sampah plastik.

Teknologi ini telah diujicobakan untuk pertama kalinya pada hari Sabtu (29 Juli 2017).  Mereka mengaspal plastik sepanjang 700 meter jalan yang berlokasi di Universitas Udayana, Bali.

Keberhasilan ujicoba tersebut, ditindaklanjuti dengan rencana pemanfaatan sampah plastik untuk aspal yang akan digunakan pada jalan nasional di Jakarta, Bekasi dan Surabaya pada pertengahan Agustus 2017 yang lalu. Untuk mengoptimalkan suplai kebutuhan sampah plastik ini, maka Assosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) di 16 kota besar tanah air pun digandeng untuk mengumpulkan dan memilah sampah.

Car Free Day -- Eduplex  Coworking Space -- Dago -- Bandung.

Pada hari Minggu, 19 November 2017, bertempat di Eduplex Coworking Space -- Dago -- Bandung. Tepatnya di jalan H. Ir. Juanda No. 84 -- Dago, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR menyelenggarakan sebuah acara yang bertujuan untuk Publikasi Produk Litbang Terpadu.

Acara ini sengaja mengambil tempat pada momen Car Free Day, sehingga selain para undangan, publikasi ini juga dapat disaksikan oleh masyarakat kota Bandung yang sedang menikmati aktivitas Car Free Day.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun