Mohon tunggu...
Ala AnnajibAsyatibi
Ala AnnajibAsyatibi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Pendosa handal dan penggemar cilok perempatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gundul Gundul Pacul dan Nasihat Mulia untuk Sebuah Pemerintahan

11 Mei 2023   10:10 Diperbarui: 11 Mei 2023   14:53 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diminta 'nyunggi wakul' (kepercayaan) tapi malah seenaknya sendiri, kebanyakan gerak ke kiri dan ke kanan. Bakul yang berisi nasi tadi, makna sebenarnya adalah amanah itu malah ada yang dimakan sendiri, dikorupsi. Lalu ada juga, saat membahas Undang Undang malah tidur atau bolos. 'Wakul' melambangkan amanah masyarakat.

(Wakul glempang, segane dadi sak ratan)
Bakul nasi yang jatuh dari atas kepala merupakan simbol kepercayaan masyarakat yang telah hilang, tergelincir dan jatuh. Bisa jadi karena kasus ini atau sesuatu yang lain, segane dadi sak ratan. Nasi yang seharusnya bisa dimakan rakyat menjadi terbuang sia sia. Sebuah amanah yang seharusnya dilakukan dengan hasil yang baik menjadi tidak ada hasil, menjadi sia-sia. Contohnya kejadian kerusuhan yang pernah terjadi pada tahun 1998

Pemimpin itu tanggung jawabnya besar, jika ada pelantikan, seharusnya setelah sumpah jabatan, semua pejabat terpilih, seharusnya diminta menyanyikan lagu "Gundul Pacul" ini secara bersama-sama. Kemudian diberi cangkul satu per satu, secara simbolis, biar mereka sadar bahwa tugas setelah pelantikan itu adalah bekerja untuk rakyat, bukan untuk bersantai.

Lagu ini sebenarnya juga berlaku untuk kehidupan berumah tangga. Saat memilih jodoh, lagu ini juga memberikan pesan yang jelas. Jangan memilih pasangan yang banyak tingkah, nanti tempat nasimu akan tumpah, berantakan dan tidak karuan. Jaman sekarang, banyak orang yang ingin menjadi pemimpin namun dia belum bisa memimpin bahkan untuk memimpin dirinya sendiri.

Sebaliknya, banyak orang ingin dipimpin oleh seseorang yang bisa memimpin, namun tidak dapat memilih orang yang bisa memimpin. Dalam sistem demokrasi, kualitas pemimpin tergantung dari kualitas rakyatnya.

Lalu, pemimpin yang baik itu ciri cirinya bagaimana?

Menurut Ki Hajar Dewantara, ciri-ciri pemimpin yang baik ada tiga, yaitu: Ing Ngarso sung Tuladha, Ing Madyo mangun Karso dan Tut wuri handayani.

Apa maksudnya? Ing Ngarsa sung Tuladha artinya adalah orang yang berada di depan, yang memegang komando, dalam militer disebut sebagai panglima. Di bab ini, pemimpin harus punya aturan yang dilaksanakan anak buahnya. Bagaimana caranya agar aturan itu tidak bisa diterima dan bisa dilakukan dengan baik? Kita harus bisa memberi contoh dulu dan menjadi panutan.

Yang kedua, 'Ing Madya Mangun Karsa'. Pada bab ini,  pemimpin juga harus dapat menempatkannya di tengah-tengah para anggotanya, untuk memberikan dorongan, motivasi dan rangsangan agar para anggotanya dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Kadang-kadang turun kebawah diperlukan untuk dapat mengidentifikasi apa yang dibutuhkan anggota.

Nomor tiga adalah 'Tut Wuri Handayani'. Tut wuri itu artinya mengikuti di belakang, walaupun dari belakang, tetapi tetap bisa mempengaruhi. Berada di belakang, mendorong, namun mempunyai dampak. Pemimpin itu mempunyai tugas memelihara dan mendidik, tentu tidak bisa dengan memaksa, harus pelan-pelan.

Mengikuti dulu baru kemudian memimpin, leading by following . Dalam ilmu pemerintahan disebut sebagai bottom up system. Untuk melaksanakan visi misi dengan sosialisasi yang pelan-pelan mulai dibiasakan. Contoh paling sederhana adalah penerapan kartu tol, kebiasaan orang sebelumnya menggunakan uang tunai, kebiasaan itu sudah ada puluhan tahun. Jika diterapkan langsung tentu akan dapat menimbulkan protes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun