Tulisan tersebut tidak panjang tapi cukup bermakna untuk Sang Guru. Karena memang selama ini Hanni seperti burung hantu sulit ditebak arah pikirannya kemana.
     Dia mengatakan kepada Sang Guru, "Mr. ukiran itu yang membuatnya adalah Mamiku."
Ukiran itu sangat cantik, so beautiful seperti embun yang berterbangan bersama sinar mentari. Hani selalu ingat dengan bunga itu sampai kapan pun. "Hanni akan belajar membuat ukiran itu lebih bagus saat Hani dewasa nanti. Aku ingin menunjukkan bahwa ukiran bunga itu seindah Mamiku yang pergi," terangnya.
     Sang Guru tertegun sejenak, mematung diantara tiupan angin siang yang menyelinap di masuk ke kelas mungil itu.
Ia coba menerawang ke Hanni anak kecil  yang rindu terhadap Ibunya. Mungkin Rindu itu ia simpan dalam-dalam. Rindu yang selama ini terpendam muncul kembali di saat melihat kenangan indah terukir di dinding kelas. Segala kejadian yang manis dan indah meletus bak letupan balon ulang tahun. Penuh warna, penuh ceria penuh gelagat tawa dan penuh cerita. Tapi beribu maaf bukan dunia tak berpihak pada anak sekecil Hanni.
Ia tahu persis kalau Allah swt itu mencintai dirinya. Lewat sebuah kejadian kecil yang mengharukan. Di dalam buku gambar Hanni terdapat nama-nama suci Allah yang selalu ia sebut. Seperti Arrahman dan Ar-rahim.
Dia sempat mengatakan, "mamiku mengajarkan aku tentang kasih sayang Allah SWT karena Allah SWT sayang kepada seluruh makhluk yang hidup terutama yang Muslim."
                                   Â
Keesokkan harinya pagi menyambut mesra siswa yang datang dengan semangat. Mentari pagi membentuk ukiran yang paling indah. Seindah senyum Hanni yang sempat hilang beberapa minggu ini. Teman-teman sekelas yang merindukan Hanni telah tiba lebih awal.
Ketika bel berbunyi mereka berbaris di depan kelas dengan rapi. Seorang Capten (instilah untuk ketua kelas) bak komandan pasukan perang mengintruksikan dengan suara lantang. Attension!!...read surah al-fatehah,di lanjutkan dengan lantunan asmaaulhusna sampai akhir asmaulhusna ya shoobuur.
Sang Guru sebagai Mentor kelas memandu mereka sebelum masuk kelas. Ketika ia menoleh ke gerbang. Dari kejauhan, sedikit samar-samar karena ditutupi oleh beberapa siswa yang akan masuk ke area sekolah.
Seorang anak kecil berbadan mungil,mengenakan jilbab. Berjalan menuju kearah kelas. Setelah jarak beberapa meter seorang gadis kecil ayu mulai menampakkan senyumnya. Ia ditemani seorang ibu mengenakan jilbab besar  menutupi seluruh tubuhnya."Mr mulai saat ini Hanni akan datang ke sekolah terus karena sekarang Hanni ditemani Mami yang baru," ujarnya pada Sang Guru dengan senyuman lucu.