Mohon tunggu...
Al VinaDamayanti
Al VinaDamayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis dan Bercerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi, Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

6 Januari 2024   20:16 Diperbarui: 6 Januari 2024   20:22 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara

Refleksi pengalaman bersekolah 

Salah satu peristiwa yang membuat saya rindu bersekolah adalah ketika mengikuti berbagai macam ekstrakulikuler yang menunjang produktifitas saya sebagai seorang siswi, berbagai macam kegiatan  saya pilih karena saya bisa menghabiskan waktu dengan berlatih, dan mengikuti banyak perlombaan bahkan banyak pentas yang diadakan di sekolah atau di luar sekolah. Adapun peristiwa yang membuat saya merasa berkembang saat menjadi siswi adalah ketika dihadapkan dengan kegiatan nyata yang membuat diri saya bekerja secara aktif dan mandiri, yakni ketika mengikuti perkemahan pramuka seluruh MA se jawa timur pada saat di sekolah menengah atas. dengan adanya peristiwa tersebut saya bisa memahami kemampuan saya sendiri dalam bersikap mandiri tidak bergantung dengan siapapun, dan jiwa kepemimpinan saya sehingga diri saya merasa berkembang.

adapun sosok guru yang menginspirasi saya menjadi seorang guru adalah, beliau guru agama yang mengajarkan tentang bagaimana cara mengajar secara berkelanjutan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, ada pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut ketika beliau diundang untuk mengisi sebuah kajian di masyarakat saya diikut sertakan untuk mengisi acara dengan bertindak sebagai qoriah, hal tersebut adalah kesempatan yang baik bagi saya untuk menunjukkan kemampuan yang saya miliki. karena cara mengajar beliau sangat berkesan saya pun mengadaptasinya ketika saya diberi kesempatan untuk mengajar bimbingan belajar literasi, yang mana materi ajar yang saya sampaikan adalah buah dari pikiran saya sendiri dan saya kembangkan sendiri mengikuti kapasitas kemampuan para siswa di setiap harinya.  

Saya saat ini adalah seorang calon guru Sekolah dasar yang sedang mengembangkan diri untuk menjadi guru professional dan berkualitas, yang ikut serta dalam memajukan pendidikan nasional dengan memperbaiki proses pembelajaran di sekolah dasar dengan memberikan sesuatu yang baru dan nyata dalam proses belajar para peserta didik. Alasan saya memilih menjadi seorang guru karena melihat anak-anak dilingkungan saya yang belum memperoleh haknya sebagai peserta didik, walaupun saya dilahirkan dikota maju, namun saya masih melihat anak-anak yang sudah atau tengah duduk dibangku sekolah dasar masih minim pengetahuan tentang pentingnya sekolah, khusunya pentingnya berliterasi dasar atau membaca dan menulis. Cara saya untuk menjadi guru yang berpihak kepada peserta didik adalah dengan memberikan ruang yang luas kepada peserta didik dalam melakukan interaksi kepada saya sebagai guru, saya akan memberikan banyak kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas pilihannya, berprinsip, dan memiliki sikap opttimis dalam mengembangakan kreatifitas dan inovasinya.

Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan

Permulaan abad ke-16, yaitu dengan kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia, yang kemudian disusul oleh Bangsa Spanyol. Risalah Ratio Studiorium (1585-1599), perencanaan tentang tujuan, isi, proses dan pihak yang terlibat dalam pendidikan, yang disusun dengan sangat cernat yaitu untuk menambahkan ketaatan Gereja Katolik Roma melalui cara pengajaran biasa

Abad ke-17 Orang-orang Belanda ingin menyebarkan agama Protestan untuk menghasilkan pegawai administrasi rendahan di pemerintahan dan gereja, dengan perencanaan terarah menggunakan bahasa Belanda dan bahasa Melayu.

Kemudian jepang memasuki Indonesia, kala itu sistem pendidikan belanda telah tergantikan oleh sistem pendidikan jepang yang memberikan sekolah rakyat. 

  • tahun 1854, beberapa petinggi negara mendirikian sekolah kabupaten yang dikhususkan untuk calan pegawai yang bertujuan untuk keperluan pemerintah untuk menjadi tenaga kerja Belanda
  • tahun 1864, berdiri sekolah bhumi putera yang hanya memiliki 3 kelas dan hanya mengajarkan menulis, membaca, dan menghitung.
  • tahun 1920, mengusul dari pemikiran gabungan kesadaran kultur dan kebangkitan politik gerakan transformasi untuk perkembangan Pendidikan Indonesia.

sebagai gerbang kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa yang bisa menjadi landasan sistem Pendidikan dan pengajaran di Indonesia, berefleksi dari cita-cita Ki Hadjar Dewantara manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir dan batin serta tidak bergantung pada orang lain tersebut, berdirilah taman siswa pada 3 juli 1922 di Yogyakarta, Taman siswa merupakan perwujudan dari perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam dunia Pendidikan Indonesia untuk membebaskan diri dari jeratan penjajah dengan meluaskan Pendidikan pada generasi muda. 

Kondisi pendidikan yang berlaku di Indonesia pasca kemerdekaan membawa perubahan pada proses pembelajaran dan prasarana pendidikan. Pada masa ini, pembelajaran tidak hanya terfokus pada budaya saja, namun juga pada pemikiran kritis dan pemecahan masalah, keterampilan komunikasi, kreativitas dan inovasi, serta kolaborasi, pendidikan abad 21 dikategorikan menjadi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. pendidikan abad ke-21 meliputi keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, keterampilan komunikasi, keterampilan inovasi, dan kolaborasi. Pendidikan pada abad 21 cenderung memanfaatkan teknologi internet untuk memperoleh informasi dan pengetahuan, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju pada abad 21.

Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional

Belenggu pendidikan sebelum kemerdekaan adalah adanya kebijakan yang tidak merata terhadap kesempatan belajar bagi semua individu. Sebelum merdeka, hanya bangsawan dan para pegawa pemerintah yang diizinkan untukbelajar. Kaum pribumi tidak diberikan kesempatan untuk belajar. Pada tahun 1854 Bupati diperizinkan mendirikan sekolah, namun hal ini nyatanya hanya untuk mendidik siswa yang nantinya menjadi pegawai pemerintah. Selanjutnya, didirikan Bumi Putera yang hanya memiliki 3 kelas. Sehingga hal ini menjadi penghambat bagi keberlangsungan proses pembelajaran karena kelas yang terbatas. Selama proses pembelajaran, rakyat hanya diberikan pembelajaran baca, tulis dan hitung. Hal ini untuk mendidik calon pembantu Belanda yang nantinya akan dipekerjakan. Nampak bahwa dahulu, pendidikan sangat terbelenggu adanya kebijakan dari Belanda dan hanya menguntunkan pihak Belanda. Hingga adanya revolusi pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta pada tahun 1922. 

Kemudian belenggu pendidikan sesudah kemerdekaan salah satunya adalah Ketidaksesuaian antara kompetensi yang dikembangkan sebagai capaian pembelajaran setiap mata pelajaran dan kompetensi yang diukur dalam AKM. Seperti yang disebutkan dalam penelitian Via dan Ika (2022) mengatakan bahwa banyak peserta diidk kesulitan dalam mengerjakan AKM karena soal yang diujikan berlevel tinggi dengan konteks pembahasan yang luas di SDN Karang Konang pada penelitian masih terdapat sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 tetapi diharuskan mengikuti kegiatan AKM. Kedua, yang perlu diubah yaitu washback effect yang bersifat negative yang artinya dampak adanya asesmen yang dianggap sangat penting terhadap proses belajar mengajar. Faktanya, dampak adanya AKM tidak berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena tidak ada evaluasi atau follow up oleh guru. Ketiga, fasilitas komputer dan juga internet yang belum memadai atau belum tersebar secara merata. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Ghofur, dkk (2020) menjelaskan bahwa pelaksanaan tersebut terkendala oleh kurangnya jumlah komputer di daerah Palangkaraya.

AKM memuat kompetensi keterampilan literasi dan numerasi secara eksplisit yang diajarkan dalam mata pelajaran matematika. Maka di perlukan sebuah model pembelajaran yang melibatkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu model Problem Based Learning. Selanjutnya teradapat solusi yang dapat dilakukan untuk menangani ketidaksesuaian kompetensi yang dikembangkan sebagai capaian pembelajaran setiap mata pelajaran dan kompetensi yang diukur dalam AKM yaitu dengan mengubah kompetensi dalam kurikulum agar sama dengan kompetensi yang diukur dalam AKM, mengintegrasikan literasi membaca dan numerasi ke dalam setiap mata pelajaran dalam kurikulum. Sebagai seorang calon pendidik, hal yang dapat kami lakukan yaitu dengan menerapkan model pendidikan yang terintegritas.

Demonstrasi Kontekstual - Kontekstualisasi Perjalanan Pendidikan Nasional

Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan 

  • 1851 sekolah dokter djawa
  • 1854 sekolah Bumi Putera
  • 1854 sekolah kabupaten
  • 1908 Organisasi budi utomo
  • 1912 sekolaah kartini 
  • 1922 Taman siswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun