Sebagai muslim yang taat, pasti memiliki cita-cita berupa kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Untuk menggapai kebahagiaan tersebut, sudah patutnya seluruh kehidupan yang sedang dijalani ini, kita dedikasikan hanya untuk beribadah pada Allah SWT semata.
      Tidak hanya asal beribadah. Allah SWT telah mengutus Rasullullah SAW sebagai "sebaik-baiknya contoh" yang mesti kita ikuti baik ibadah secara mahdhah (Ibadah yang bersifat sudah jelas ketentuanya. Seperti; shalat, shaum, dll), maupun muammalah (hubungan dengan sesama manusia.)
"Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanah"Â
yang artinya "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS Al-Ahzab: 21).
      Di zaman modern ini, sungguh tidak menjadi pantangan bagi kita untuk bermuamalah sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Termasuk muammalah harian kita seperti saling berkirim surat baik melalui media cetak ataupun media sosial berupa chat kepada orang-orang terdekat kita. Dalam arikel ini, penulis mencoba menelaah bagaimana mengawali surat yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Simak penjelasannya berikut ini.
- Dibuka/diawali dengan "Bismillah"Â
Imam Al-Bukhari dalam kitab shohih-nya, tepat di no.6 dalam bab"bagaimana cara dimulainya wahyu kepada Rasulullah saw" beliau meletakan hadist yang diterima dari sahabat Abu Sufyan.
Dengan narasi yang panjang, dalam hadist tersebut Abu-Sufyan menceritakan kisah dirinya beserta beberapa sahabat tatkala ditugaskan Rasullullah SAW untuk mendakwahkan islam kepada kaisar Roma bernama Heraklius.
Setelah berdiskusi panjang dengan Abu Sufyan mengenai kenabian Muhammad SAW, Heraklius meminta Abu Sufyan agar surat yang di titipkan Rasulullah SAW diberikan kepadanya. Maka diberikannya surat itu kepada Heraklius, dan isinya berbunyi,
"Bismillahirrahmanirrahiim. Dari Muhammad, Hamba Allah dan rasul-Nya untuk Heraklius, penguasa Romawi. Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian dari pada itu, saya mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika kamu berubah, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu, dan "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada kecocokan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah."
      Dari sini, Jelaslah bahwa Rasulullah SAW mengawali suratnya dengan "Bismillahirrahmaanirrahim". Bahkan, bukan hanya surat dakwah kepada Heraklius saja. Di banyak riwayat, Rasulullah SAW melakukan hal yang sama tatkala beliau mengirim surat kepada para sahabat atau para penguasa lainnya kala itu.
      Dengan keterangan-keterangan diatas, maka penulis pribadi menyimpulkan bahwa dalam hal memulai suret-menyurat baik melalui media cetak ataupun media sosial, alangkah afdholnya kita mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW tersebut.
      Lalu, bagaiamana nasib kita yang sudah terbiasa mengucapkan salam di awal tiap kali mengirip pesan/surat?.
      In syaa allah pembahasan lebih mendalam mengenai Salam akan penulis sampaikan di lain kesempatan.
      Wallahu'alamu bi showab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H