Ginting kembali harus mengakui keunggulan Axelsen di babak final HSBC BWF World Tour Finals 2022 dengan skor 13-21 dan 14-21. Usai kekalahan ini head to head di antara keduanya makin jauh dengan 11 - 4 untuk Axelsen.Â
Axelsen memang pemain dengan paket komplit yang sangat sulit dikalahkan. Segala pola permainan sudah Ginting terapkan, namun Axelsen selalu dapat menemukan strategi untuk memperoleh poin. Axelsen seperti sudah dapat membaca arah pukulan bahkan sebelum shuttlecock dipukul. Dengan tubuh yang tinggi namun sangat fleksibel, Axelsen dapat menjangkau shuttlecock di segala sisi.
Pertandingan kali ini terlihat sekali bagaimana Axelsen sangat dominan, terbukti dengan kemenangan yang ia raih adalah dengan straight game. Di game pertama, selain karena Axelsen memang tidak mudah ditembus, Ginting juga seringkali melakukan kesalahan sendiri dengan menempatkan shuttlecock di luar bidang lapangan. Dengan selisih 8 poin, akhirnya Axelsen dapat mengunci game pertama dengan sangat baik.
Di awal game kedua, pola permainan Ginting tidak banyak berubah dari game pertama. Setiap pukulan yang sepertinya akan menjadi poin bagi Ginting nyatanya belum mampu dituntaskan dengan baik sehingga malah menghasilkan poin Axelsen, si rangking 1 dunia itu.Â
Tertinggal sangat jauh di game kedua, Ginting perlahan mulai bangkit dan mempercepat langkahnya hingga dapat menghasilkan 4 angka berturut-turut menjadi 13-19. Kebangkitan Ginting ini dirasa agak terlambat karena Axelsen hanya perlu 2 angka lagi untuk menutup pertandingan. Tak butuh waktu lama, Axelsen akhirnya menuntaskan game kedua dengan 21-14.
Dengan kekalahan ini, Ginting akhirnya harus puas naik ke podium runner up. Meski demikan, menjadi runner up di ajang HSBC BWF World Tour Finals 2022 tidaklah buruk, hasil ini cukup menggembirakan bagi sektor tunggal putra Indonesia. Ke depan, Ginting harus lebih meningkatkan kemampuannya, faktor non teknis juga harus diperhatikan agar bisa tampil lebih impresif.Â
Axelsen tentu masih akan menjadi momok yang menakutkan bagi tunggal putra dunia, namun kemunculan Kodai Naraoka yang seakan berlari dalam mengasah kemampuannya juga harus diwaspadai. Kodai Naraoka berhasil membuat Viktor Axelsen hampir putus asa di babak semi final, ia tentu akan menjadi lawan yang semakin berat bagi tunggal putra dunia di tahun mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H