Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulis dan membaca untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Guci Tua Pemberian Tetangga

26 Juli 2024   23:55 Diperbarui: 27 Juli 2024   00:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input Gambar oleh Andreas Lischka dari Pixabay gambar


Aku menemui tetanggaku yang sedang membereskan perkakas rumahnya. Besok dia akan pindah ke rumah yang baru. Kedatanganku ke rumahnya bermaksud untuk membantu mengepak barang-barang yang akan dibawa.

Aku merasa kehilangan jika tetanggaku yang bernama Tono itu pindah. Kami sudah puluhan tahun hidup bertetangga. Orang tuaku dan orang tua Tono hampir bersamaan ketika membangun rumah di tempat itu puluhan tahun yang lalu.

Rumah yang aku tempati sekarang merupakan peninggalan orang tuaku. Demikian pula halnya dengan Tono, dia juga yang mewarisi rumah orang tuanya ketika orang tuanya sudah tiada.

Aku merasa tidak enak sama Tono, jika aku tidak ikut membantunya. Aku juga bermaksud hendak mengucapkan kata perpisahan kepada tetanggaku itu.

Rumah Tono sedang berantakan ketika aku datang. Tono sedang memilih benda-benda yang akan dia bawa. Satu demi satu benda-benda itu dimasukkan ke dalam kotak kardus besar. Kemudian kotak kardus itu diikat oleh Tono. Sedangkan barang-barang yang besar sudah dibawa menggunakan mobil pick up tadi pagi.

Aku menutup mulutku dengan masker untuk menghindari debu-debu yang ada dalam ruangan rumah Tono. Aku pikir bau serta debu dari  barang- barang  di rumah Tono itu bisa saja mengganggu saluran pernafasan.

"Alhamdulillah, beres...!" kata Tono, sambil menatap ke arah barang-barang yang sudah selesai dipacking. Tak lupa juga Tono tersenyum melihat ke arahku.

Tono mengulurkan tangan kepadaku. Aku membalas jabat tangannya. Kami saling meminta maaf, mungkin  selama kami  bertetangga ada kekhilafan yang kami lakukan.

Ada perasaan haru dalam hati atas kepindahan tetangga lama aku itu. Sebab, dari kecil kami sudah berteman. Bahkan kami pernah satu kelas dan duduk sebangku ketika masih SD.

Tono memberikan sebuah guci tua terbuat dari keramik kepada aku, sebagai tanda kenang-kenangan. Guci tua itu cukup besar. Diameter mulut guci tua itu dua kali tubuh orang dewasa.

Dengan senang hati aku menerima pemberian Tono. Dari kecil, aku memang sudah sering melihat guci itu ada di rumah Tono. Umur guci itu lebih tua daripada umurku dan Tono. Aku pikir guci itu bisa juga  dipergunakan untuk menampung air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun