Mohon tunggu...
Imamuddin
Imamuddin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Malang Jurusan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Analisis Media Informasi Terkini

11 Desember 2018   17:29 Diperbarui: 11 Desember 2018   17:35 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANALISIS MEDIA INFORMASI (CETAK, ELEKTRONIK, INTERNET)

By Imamuddin (Al_Khaliqy)

  1. Problematika media massa saat ini (Sudahkah media melaksanakan perannya?)

Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya media merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir setiap saat manusia menggunakan media, karena pada dasarnya media menjadi sarana komunikasi yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat secara luas, dalam arti lain media mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia itu sendiri.

Perkembangan media saat ini cendrung hilang kendali, orientasinya tidak lagi terpusat pada substansi melainkan jauh melenceng dari marwah jurnalistik, sehingga hari ini, terlepas apakah sadar ataukah tidak,  media cendrung memberitakan hal yang bersifat komersial, serta proganda-propaganda termasuk di bidang politik untuk keuntungan dan kepentingan golongan tertentu dan pemilik media.

Media selalu menjadi alat yang paling ampuh untuk mengangkat bahkan menjatuhkan pasangan calon tertentu dalam politik. Sudah menjadi rahasia umum  jika hari ini media berlomba-lomba untuk memberitakan keberhasilan calon yang mereka usung dan tidak sungkan untuk memberitakan keburukan calon lain. Hal ini tentunya bertentangan dengan fungsi utama dari media sebagai sosial kontrol masyarakat, namun dengan dalih kebebasan perss, media pun dengan leluasa melakukan hal tersebut.

Sebagai salah satu contoh kasus yakni isu yang berkembang dalam perhelatan pilkada DKI di 2017 lalu adalah bentuk keberpihakan media massa. Panasnya politik DKI tidak terlepas dari keberpihakan media yang terbelah antara pendukung Anies dan Ahok. Keberpihakan ini terlihat dari content media yang cenderung mengangkat kandidatnya dan menyudutkan lawan. Juga terlihat dari porsi pemberitaan yang tidak imbang sehingga pertarungan politik Anies dan Ahok bergeser menjadi pertempuran media.

Disisi lain media juga dapat mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai pandangannya masing-masing. Media memiliki kebijakan redaksional terkait isi peristiwa politik yang ingin disampaikan. Kebijakan ini membuat media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya. Selain itu media juga memiliki fungsi agenda setting dimana media memiliki hak untuk menyiarkan suatu peristiwa atau tidak menyiarkannya untuk menggiring opini publik.

Semakin kuat prasangka bahwa tidak ada lagi media yang mengutamakan kepentingan rakyat. Rakyat dibiarkan berfikir sendiri sebab pemerintah dan media tahu bahwa masyarakat itu bodoh. Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi media, ditambah lagi dengan kultur rakyat indonesia yang penurut, gampang menerima dan percaya pada segala hal yang datang kepadanya. Hal semacam ini yang kemudian menjadi ladang bagi pencari kepentingan.

Hal ini menunjukkan media seakan menjadi pelacur baru dalam dunia demokrasi, menjual diri demi kepentingan material semata tanpa mempertanyakan apakah itu berdampak terhadap kepentingan masyarakat. Sekali lagi, masyarakat dijadikan sasaran empuk untuk menumpuk kekayaan bagi oknum pemilik media sedang masyarakat dibiarkan tetap dalam kemiskinan dan kebodohannya.

Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana peran media dalam menghadapi tahun politik 2019 ? tentunya isu keberpihakan media kembali menjadi sorotan. Sorotan ini terkait dengan kekhwatiran mendasar bahwa tahun politik akan rawan dengan pertarungan kepentingan yang dapat menyeret media pada peran yang tidak netral sehingga dapat menciptakan suasana politik yang tidak kondusif. 

Setelah itu, media apalagi yang bisa dipercaya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat jika benteng terakhir demokrasi telak rusak? Akhirnya kita berharap semoga rakyat tahu bahwa bagi media yang membangkang, ketidakpercayaan masyarakatlah yang akan meruntuhkannya.

  1. Solusi problematika media (Sikap media)

Mengamati realitas media dewasa ini maka seharusnya media lebih arif dan bijaksana dalam melakukan proses penyebaran informasi kepada masyarakat, sebab secara perlahan namun pasti media akan membentuk pola pikir atau cara pandang masyarakat tentang bagaimana melihat seseorang dalam kehidupannya. Selain itu media juga selayaknya memberikan informasi yang bernilai manfaat sehingga mampu mengembalikan manusia pada kodratnya sebagai makhluk sosial dan berbudaya dari pada hanya sekedar mengejar keuntungan semata. 

Kreator media harus mengembalikan marwah atau citra media sebagai partner masyarakat dalam penyampaikan informasi komunikasi yang real sehingga memberi kejelasan kepada masyarakat tentang apa yang sebenarnya terjadi, dari hal tersebut pula masyarakat mampu mengambil sikap atau tindakan secara konkret terhadap suatu permasalahan atau isu dalam media massa.

Berangkat dari itu maka sudah selayak dan sepantasnya media sebagai kontrol sosial menyandarkan penyajian data/infomasi pada pedoman jurnalistik. Berupaya semaksimal mungkin dalam memberikan fakta kepada masyarakat, dengan harapan mencerdaskan pembaca secara menyeluruh, meninggalkan kepentingan golongan untuk kepentingan atau kemaslahatan orang banyak.

  1. Dampak keberpihakan media.

Dewasa ini, keberpihakan media massa bukanlah hal yang tabu, artinya hal semacam itu kerap kali kita temukan di tengah-tengah kehidupan kita. Bahkan ada  penikmat media massa yang tidak menyadari akan dampak keberpihakan media massa.Hal semacam ini perlu adanya pendidikan kepada masyarakat terhadap gejala yang terjadi sehingga mampu memetakan pandangan secara jernih dan kokoh.

Menilik kinerja media massa di indonesia, akhir-akhir ini dapat kita saksikan bagaimana  mencoloknya keberpihakan media massa pada pihak-pihak tertentu. Tentu hal itu berdasar atas kepentingan dan hasrat kebutuhan dari media yang bersangkutan. Pernak pernik serta peta permainan media semakin jelas tanpa batas. Bahkan masyarakat sampai mengenal media apa untuk siapa dan seterusnya. 

Persoalannya adalah terletak pada dampak keberpihakan itu, dimana masyarakat dibingungkan dengan penyajian informasi yang tidak berimbang antar pihak. Memunculkan figur atau tokoh yang satu dan menghancurkan identitas pihak lainnya. Iklim saling serang menyerang, melempar ujuran kebencian, kosong substansi menjadi wajah media massa saat ini. Pandangan masyarakat semakin kabur, dan semakin mempertanyakan kejujuran media massa dalam pemberitaan. Hal semacam ini harus menjadi perhatian khusus seluruh media, sebab jika tidak, maka masyarakat akan mencari kebenarannya sendiri dan meninggalkan media secara perlahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun