ANALISIS MEDIA INFORMASI (CETAK, ELEKTRONIK, INTERNET)
By Imamuddin (Al_Khaliqy)
Problematika media massa saat ini (Sudahkah media melaksanakan perannya?)
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya media merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir setiap saat manusia menggunakan media, karena pada dasarnya media menjadi sarana komunikasi yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat secara luas, dalam arti lain media mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia itu sendiri.
Perkembangan media saat ini cendrung hilang kendali, orientasinya tidak lagi terpusat pada substansi melainkan jauh melenceng dari marwah jurnalistik, sehingga hari ini, terlepas apakah sadar ataukah tidak, Â media cendrung memberitakan hal yang bersifat komersial, serta proganda-propaganda termasuk di bidang politik untuk keuntungan dan kepentingan golongan tertentu dan pemilik media.
Media selalu menjadi alat yang paling ampuh untuk mengangkat bahkan menjatuhkan pasangan calon tertentu dalam politik. Sudah menjadi rahasia umum  jika hari ini media berlomba-lomba untuk memberitakan keberhasilan calon yang mereka usung dan tidak sungkan untuk memberitakan keburukan calon lain. Hal ini tentunya bertentangan dengan fungsi utama dari media sebagai sosial kontrol masyarakat, namun dengan dalih kebebasan perss, media pun dengan leluasa melakukan hal tersebut.
Sebagai salah satu contoh kasus yakni isu yang berkembang dalam perhelatan pilkada DKI di 2017 lalu adalah bentuk keberpihakan media massa. Panasnya politik DKI tidak terlepas dari keberpihakan media yang terbelah antara pendukung Anies dan Ahok. Keberpihakan ini terlihat dari content media yang cenderung mengangkat kandidatnya dan menyudutkan lawan. Juga terlihat dari porsi pemberitaan yang tidak imbang sehingga pertarungan politik Anies dan Ahok bergeser menjadi pertempuran media.
Disisi lain media juga dapat mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai pandangannya masing-masing. Media memiliki kebijakan redaksional terkait isi peristiwa politik yang ingin disampaikan. Kebijakan ini membuat media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya. Selain itu media juga memiliki fungsi agenda setting dimana media memiliki hak untuk menyiarkan suatu peristiwa atau tidak menyiarkannya untuk menggiring opini publik.
Semakin kuat prasangka bahwa tidak ada lagi media yang mengutamakan kepentingan rakyat. Rakyat dibiarkan berfikir sendiri sebab pemerintah dan media tahu bahwa masyarakat itu bodoh. Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi media, ditambah lagi dengan kultur rakyat indonesia yang penurut, gampang menerima dan percaya pada segala hal yang datang kepadanya. Hal semacam ini yang kemudian menjadi ladang bagi pencari kepentingan.
Hal ini menunjukkan media seakan menjadi pelacur baru dalam dunia demokrasi, menjual diri demi kepentingan material semata tanpa mempertanyakan apakah itu berdampak terhadap kepentingan masyarakat. Sekali lagi, masyarakat dijadikan sasaran empuk untuk menumpuk kekayaan bagi oknum pemilik media sedang masyarakat dibiarkan tetap dalam kemiskinan dan kebodohannya.
Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana peran media dalam menghadapi tahun politik 2019 ? tentunya isu keberpihakan media kembali menjadi sorotan. Sorotan ini terkait dengan kekhwatiran mendasar bahwa tahun politik akan rawan dengan pertarungan kepentingan yang dapat menyeret media pada peran yang tidak netral sehingga dapat menciptakan suasana politik yang tidak kondusif.Â