Mohon tunggu...
Al Ikhlasul Hakimi
Al Ikhlasul Hakimi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Big Data Analytics: Kunci Keunggulan Kompetitif Perusahaan FMCG India

18 September 2024   18:06 Diperbarui: 18 September 2024   18:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Fast-Moving Consumer Goods. Source : https://smarter.glg.it)

Big Data Analytics: Kunci Keunggulan Kompetitif Perusahaan FMCG India

Dalam era digital yang berkembang pesat, adopsi Big Data Analytics (BDA) telah menjadi salah satu fondasi utama yang memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan lebih cerdas dan berbasis data. Perusahaan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) di India, seperti yang diungkapkan dalam penelitian oleh Mukhopadhyay, Singh, dan Jain (2024), mulai memanfaatkan potensi besar dari BDA untuk meningkatkan strategi pemasaran mereka. Penelitian ini secara khusus menyoroti bagaimana FMCG di India, yang merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia, menghadapi tantangan kompleks dalam mengelola perubahan perilaku konsumen yang dinamis di pasar yang sangat kompetitif.

Sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, India menyediakan pasar yang sangat menggiurkan bagi perusahaan FMCG. Namun, perusahaan-perusahaan ini juga harus berhadapan dengan konsumen yang semakin paham teknologi dan terus terhubung secara digital. Tahun 2022, India mencatat lebih dari 658 juta pengguna internet, sebuah angka yang terus meningkat setiap tahunnya (Statista, 2023). Perusahaan FMCG harus mengikuti tren digital ini untuk dapat bersaing. BDA memungkinkan perusahaan FMCG untuk menganalisis data konsumen secara real-time, memberikan wawasan tentang preferensi dan perilaku konsumen, serta memprediksi tren masa depan.

Dengan memanfaatkan teknologi BDA, perusahaan dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih personal dan efektif. Hal ini menjadi sangat penting dalam konteks Marketing 4.0, di mana integrasi antara strategi pemasaran online dan offline diperlukan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam merespons kebutuhan konsumen. Laporan dari McKinsey (2023) menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan analitik canggih untuk menginformasikan strategi pemasaran mereka dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30%. Data ini mendukung pentingnya BDA sebagai alat strategis bagi perusahaan FMCG untuk tetap kompetitif di pasar yang terus berubah.

***

Penerapan Big Data Analytics (BDA) dalam sektor FMCG di India telah membuka jalan baru dalam merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan adaptif. Dalam artikel Mukhopadhyay, Singh, dan Jain (2024), dijelaskan bahwa BDA memungkinkan perusahaan untuk memahami perilaku konsumen secara lebih mendalam, menciptakan pendekatan yang lebih personal melalui analisis data yang terus berkembang. Pada tahun 2023, pasar FMCG India tumbuh sebesar 9,4%, menjadikannya salah satu sektor yang paling kompetitif dan dinamis di dunia (NielsenIQ, 2023). Pertumbuhan ini dipacu oleh peningkatan akses konsumen terhadap platform digital, yang pada gilirannya menyediakan data besar untuk dianalisis oleh perusahaan.

Dengan BDA, perusahaan FMCG dapat mengumpulkan dan menganalisis data konsumen dari berbagai saluran seperti media sosial, aplikasi seluler, dan situs web e-commerce. Misalnya, analisis data perilaku konsumen di media sosial dapat memberikan wawasan berharga tentang preferensi produk, sentimen merek, dan interaksi konsumen. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 75% perusahaan FMCG yang menggunakan BDA mampu meningkatkan loyalitas pelanggan melalui kampanye pemasaran yang lebih terarah dan personal. Ini menunjukkan bahwa personalisasi berbasis data sangat penting untuk mempertahankan pelanggan di pasar yang semakin jenuh.

Selain itu, BDA membantu perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar secara lebih akurat. Sebagai contoh, perusahaan dapat menggunakan data untuk mengidentifikasi segmen konsumen yang paling mungkin tertarik pada produk premium atau promosi khusus. Berdasarkan data dari Statista (2023), konsumen India yang berbelanja secara online diproyeksikan mencapai lebih dari 500 juta pada tahun 2025, yang menandakan peningkatan permintaan untuk pengalaman belanja yang disesuaikan dengan preferensi individu. Dalam konteks ini, perusahaan FMCG yang memanfaatkan BDA dapat lebih responsif terhadap perubahan tren konsumen, menciptakan kampanye pemasaran yang lebih relevan, dan pada akhirnya meningkatkan penjualan.

Tidak hanya itu, BDA juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat dalam hal pengelolaan sumber daya. Misalnya, prediksi berbasis data dapat membantu perusahaan menentukan kapan waktu terbaik untuk meluncurkan produk baru atau kapan harus meningkatkan stok barang tertentu. Dalam penelitian Mukhopadhyay et al. (2024), disebutkan bahwa penggunaan BDA meningkatkan efisiensi operasional perusahaan hingga 20%, terutama dalam pengelolaan rantai pasokan dan distribusi produk. Data ini menggarisbawahi bahwa integrasi BDA dalam strategi operasional dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.

BDA juga memainkan peran penting dalam mengukur efektivitas kampanye pemasaran secara real-time. Misalnya, perusahaan dapat memantau hasil kampanye iklan digital dan segera menyesuaikan strategi jika tidak mencapai target yang diinginkan. Pendekatan ini tidak hanya menghemat biaya pemasaran tetapi juga memastikan bahwa setiap keputusan berdasarkan data selalu diarahkan untuk mencapai hasil yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun