Mohon tunggu...
Al Ikhlasul Hakimi
Al Ikhlasul Hakimi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keselarasan Sistem Informasi Akutansi di SME: Lebih dari Sekadar Teknologi

18 September 2024   01:56 Diperbarui: 18 September 2024   02:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Accountancy Information System. Source : https://www.freepik.com)

Keselarasan Sistem Informasi Akutansi di SME: Lebih dari Sekedar Teknologi

Artikel "Factors Influencing the Alignment of Accounting Information Systems in Small and Medium-Sized Malaysian Manufacturing Firms" karya Noor Azizi Ismail dan Malcolm King (2007) menjadi salah satu studi penting dalam memahami bagaimana keselarasan antara Accountancy Information System (AIS) dan kebutuhan bisnis di Small Medium Enterprise (SME) berperan dalam mendukung kinerja perusahaan. Dalam era digital ini, keselarasan antara teknologi informasi dan strategi bisnis merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, terutama bagi SME yang sering kali kekurangan sumber daya.

Penelitian ini dilakukan di Malaysia, yang dikenal dengan upayanya dalam mendorong adopsi teknologi melalui inisiatif seperti Multimedia Super Corridor (MSC) dan National Information Technology Agenda (NITA) sejak 1996. Dari total 230 responden, 214 perusahaan SME manufaktur dipilih untuk menilai seberapa baik kesesuaian antara kebutuhan informasi akuntansi (AIS requirements) dengan kapasitas sistem mereka (AIS capacity) menggunakan metode survei berbasis kuesioner.

Ismail dan King (2007) menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari perusahaan yang berhasil mencapai keselarasan ini. Hasil survei menunjukkan bahwa 58% perusahaan yang memiliki staf internal TI dan 39% yang memanfaatkan bantuan dari agensi pemerintah mencapai tingkat keselarasan AIS yang lebih baik. Studi ini memberikan pandangan bahwa keselarasan AIS bukan hanya masalah teknologi semata, tetapi juga terkait erat dengan faktor manusia dan sumber daya eksternal. Artikel ini penting untuk diulas karena memberikan perspektif baru mengenai bagaimana SME di negara berkembang dapat mencapai kesuksesan melalui adopsi teknologi yang tepat, sekaligus mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan penting dalam proses tersebut.

***

Dalam artikel ini, Ismail dan King (2007) menyoroti pentingnya peran faktor internal dan eksternal dalam mencapai keselarasan antara Accountancy Information System (AIS) dan kebutuhan bisnis. Salah satu temuan utama penelitian ini adalah bahwa 58% dari perusahaan yang memiliki staf internal teknologi informasi (TI) menunjukkan tingkat keselarasan AIS yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menegaskan bahwa keterlibatan staf internal yang kompeten dalam bidang TI memainkan peran penting dalam memastikan bahwa sistem informasi yang diadopsi sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Staf internal yang memiliki keahlian dalam TI dapat membantu perusahaan untuk tidak hanya memilih, tetapi juga mengelola sistem informasi yang sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.

Selain itu, penggunaan sumber daya eksternal juga terbukti menjadi faktor kunci dalam pencapaian keselarasan AIS. Sebanyak 39% perusahaan yang memanfaatkan bantuan dari agensi pemerintah berhasil mencapai tingkat keselarasan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan sumber daya tersebut. Agensi pemerintah sering kali menyediakan bimbingan dan dukungan dalam hal adopsi teknologi, yang sangat dibutuhkan oleh SME yang seringkali tidak memiliki sumber daya internal yang memadai. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan teknologi dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kinerja bisnis.

Sementara itu, faktor lain seperti pengetahuan manajer tentang TI dan akuntansi juga ditemukan memainkan peran penting. Dalam perusahaan di mana pemilik atau manajer memiliki pemahaman yang baik tentang TI dan akuntansi, tingkat keselarasan AIS lebih tinggi. Pemilik/manajer dengan pengetahuan ini mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi bisnis secara lebih tepat dan memilih teknologi yang dapat mendukung kebutuhan tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa 45% perusahaan yang manajernya memiliki pengetahuan mendalam tentang analisis keuangan dan aplikasi berbasis akuntansi menunjukkan keselarasan AIS yang lebih tinggi. Ini membuktikan bahwa literasi TI dan akuntansi di tingkat manajemen adalah elemen penting yang tidak bisa diabaikan dalam pengambilan keputusan bisnis berbasis teknologi.

Namun, ada temuan yang mengejutkan mengenai ukuran perusahaan. Alih-alih perusahaan besar yang lebih selaras, penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang lebih kecil lebih mungkin mencapai keselarasan AIS. Ini mungkin disebabkan oleh struktur perusahaan kecil yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan strategis mereka. Sebagai contoh, 79% dari perusahaan yang kurang selaras memiliki jumlah karyawan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang selaras. Temuan ini menggarisbawahi bahwa kesuksesan teknologi tidak selalu ditentukan oleh ukuran, tetapi lebih kepada bagaimana perusahaan tersebut mampu mengintegrasikan teknologi dengan proses bisnis mereka.

***

(Ilustrasi Accountancy Information System. Source : https://www.freepik.com)
(Ilustrasi Accountancy Information System. Source : https://www.freepik.com)

Penelitian yang dilakukan oleh Ismail dan King (2007) memberikan pandangan penting bahwa keselarasan antara Accountancy Information System (AIS) dan kebutuhan bisnis dalam Small Medium Enterprise (SME) bukanlah sekadar masalah adopsi teknologi. Faktor manusia, baik dalam bentuk pengetahuan manajerial maupun dukungan dari staf internal TI, sangat berperan dalam menciptakan keselarasan tersebut. Temuan bahwa 58% perusahaan yang memiliki staf TI internal berhasil mencapai keselarasan lebih baik mempertegas bahwa investasi dalam sumber daya manusia sama pentingnya dengan investasi dalam teknologi itu sendiri.

Dari perspektif praktis, implikasi dari penelitian ini sangat jelas: perusahaan kecil dan menengah harus memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia dan kolaborasi dengan pihak eksternal untuk mencapai keselarasan AIS yang optimal. Bantuan dari agensi pemerintah, seperti yang dilakukan oleh 39% perusahaan yang terlibat dalam penelitian ini, juga terbukti efektif dalam mendukung adopsi teknologi yang tepat. Dengan demikian, SME harus proaktif dalam memanfaatkan dukungan eksternal serta membangun kompetensi internal dalam TI dan akuntansi.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa kesuksesan adopsi teknologi dalam SME tidak semata-mata tergantung pada ukuran atau sumber daya finansial, tetapi pada kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi dengan strategi bisnis dan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten dalam proses tersebut. Untuk SME yang ingin meningkatkan daya saing mereka melalui teknologi, fokus harus diberikan pada pengembangan pengetahuan manajerial dan pemanfaatan sumber daya eksternal, terutama di negara berkembang seperti Malaysia.

Referensi : Ismail, N. A., & King, M. (2007). Factors influencing the alignment of accounting information systems in small and medium-sized Malaysian manufacturing firms. Journal of Information Systems and Small Business, 1(1-2), 1-20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun