Mohon tunggu...
Al Ikhlasul Hakimi
Al Ikhlasul Hakimi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

COBIT 2019: Solusi Efektif untuk Peningkatan Keamanan Sistem Informasi Perkebunan

5 September 2024   01:03 Diperbarui: 5 September 2024   01:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perkebunan sawit (Source : freepik.com)

COBIT 2019: Solusi Efektif untuk Peningkatan Keamanan Sistem Informasi Perkebunan

Keamanan informasi telah menjadi salah satu aspek krusial dalam pengelolaan teknologi informasi (TI) di berbagai organisasi, termasuk di sektor perkebunan. Salah satu contoh penerapan sistem informasi di sektor ini adalah pada PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) yang menggunakan sistem Sawit Rakyat Online (SRO) untuk mendukung operasional bisnisnya. 

Namun, keberhasilan implementasi teknologi tidak hanya diukur dari seberapa canggih teknologi tersebut, tetapi juga dari seberapa aman dan andalnya sistem tersebut dalam melindungi data dan informasi yang dikelola. Dalam konteks ini, kerangka kerja COBIT 2019 memainkan peran penting sebagai alat untuk mengelola dan mengukur keamanan sistem informasi secara efektif.

Menurut artikel yang ditulis oleh Hanifan Arifin, Angraini, Tengku Khairil Ahsyar, dan Syaifullah (2024), keamanan sistem SRO di PTPN V telah dievaluasi menggunakan COBIT 2019, khususnya dalam domain DSS05 yang berfokus pada manajemen layanan keamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan keamanan sistem SRO berada pada level 4 Quantitative, dengan skor rata-rata 4,33. Ini menunjukkan bahwa meskipun sistem ini telah memenuhi persyaratan dasar keamanan, masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dalam menghadapi ancaman keamanan yang terus berkembang.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa meskipun beberapa subdomain seperti DSS05.01 dan DSS05.02 telah mencapai level 5 Optimizing, masih ada subdomain lain yang hanya berada pada level 4 Quantitative. Fakta ini menunjukkan bahwa PTPN V perlu terus melakukan inovasi dan pengembangan untuk memastikan bahwa semua aspek keamanan TI dikelola dengan baik dan risiko dapat diminimalkan secara efektif. Dalam era digital yang semakin kompleks, keamanan informasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak yang harus diprioritaskan oleh setiap organisasi.

***

Ilustrasi keamanan siber (Source : freepik.com)
Ilustrasi keamanan siber (Source : freepik.com)

COBIT 2019 sebagai kerangka kerja tata kelola teknologi informasi menawarkan pendekatan yang terstruktur dan komprehensif dalam mengelola keamanan sistem informasi di berbagai organisasi. Dalam studi kasus yang diulas oleh Hanifan Arifin dan rekan-rekannya (2024), penerapan COBIT 2019 pada sistem Sawit Rakyat Online (SRO) di PTPN V memperlihatkan pentingnya pendekatan ini dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks di era digital. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mengikuti panduan dari COBIT 2019, PTPN V mampu mengidentifikasi dan mengukur tingkat kematangan keamanan informasi, yang merupakan langkah penting dalam memastikan keberlanjutan operasional perusahaan.

Fokus pada domain DSS05 dalam COBIT 2019 menunjukkan betapa kritisnya manajemen layanan keamanan dalam menjaga integritas dan ketersediaan informasi. Sebagai contoh, subdomain DSS05.01 yang berkaitan dengan perlindungan terhadap malware telah mencapai tingkat kematangan 4,57, yang berada pada level Optimizing. Ini menunjukkan bahwa PTPN V telah berhasil mengimplementasikan tindakan pencegahan dan deteksi malware secara optimal, sehingga mampu mengurangi risiko serangan yang merugikan. Namun, subdomain lainnya seperti DSS05.06, yang berfokus pada manajemen dokumen sensitif, hanya mencapai tingkat kematangan 3,74, atau berada pada level Quantitative. Hal ini menandakan adanya celah dalam perlindungan dokumen yang perlu ditingkatkan untuk mencegah potensi kebocoran data yang bisa merugikan perusahaan.

Pentingnya menggunakan kerangka kerja seperti COBIT 2019 tidak hanya terletak pada kemampuan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam sistem, tetapi juga dalam memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana meningkatkan keamanan secara berkelanjutan. Dengan nilai rata-rata tingkat kematangan 4,33 dalam domain DSS05, jelas bahwa meskipun PTPN V telah membuat kemajuan yang signifikan, mereka masih perlu melakukan perbaikan untuk mencapai tingkat kematangan maksimal di semua subdomain. Mengingat bahwa dunia digital terus berkembang dengan cepat, organisasi yang tidak beradaptasi dengan perubahan ini akan berada pada posisi yang rentan terhadap ancaman keamanan siber.

Selain itu, data ini menunjukkan bahwa sistem manajemen keamanan yang kuat tidak hanya memberikan perlindungan terhadap ancaman, tetapi juga meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko. Dalam industri yang sangat bergantung pada reputasi seperti perkebunan, di mana informasi tentang kualitas produk dan transparansi operasi sangat penting, keamanan informasi memainkan peran penting dalam mempertahankan kepercayaan publik. Oleh karena itu, perusahaan seperti PTPN V perlu terus berinvestasi dalam peningkatan keamanan informasi melalui penggunaan kerangka kerja seperti COBIT 2019.

***

Keberhasilan implementasi COBIT 2019 di PTPN V dalam meningkatkan keamanan sistem Sawit Rakyat Online (SRO) menjadi bukti nyata bahwa kerangka kerja ini mampu memberikan panduan yang efektif untuk manajemen keamanan informasi. Dengan tingkat kematangan rata-rata 4,33 dalam domain DSS05, PTPN V menunjukkan komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan perlindungan terhadap ancaman siber. Namun, untuk mencapai keamanan optimal, perusahaan masih perlu berfokus pada peningkatan di beberapa subdomain yang belum mencapai level Optimizing.

Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya adaptasi dan pengembangan berkelanjutan dalam tata kelola TI, terutama di era digital yang penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Bagi perusahaan lain yang menghadapi tantangan serupa, penggunaan COBIT 2019 bisa menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa sistem informasi mereka tidak hanya aman tetapi juga siap untuk menghadapi perubahan dan ancaman yang datang di masa depan. Dengan demikian, penerapan kerangka kerja yang kuat seperti COBIT 2019 tidak hanya menjadi alat untuk kepatuhan, tetapi juga menjadi dasar untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Referensi : Arifin, H., Angraini, T. K., & Syaifullah. (2024). Analisis keamanan sistem informasi menggunakan Cobit 2019 pada sistem Sawit Rakyat Online (SRO) studi kasus PTPN V. Jurnal Teknologi Sistem Informasi dan Aplikasi, 7(3), 903-911. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun