Mohon tunggu...
Anggara Adhari
Anggara Adhari Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

https://www.facebook.com/anggara.adhari.31

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Dekat Mengenal "Basmallah"

22 November 2017   07:02 Diperbarui: 22 November 2017   08:42 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Basmalah bukanlah Basalamah sebuah nama marga keturunan Arab Yaman milik seorang ustadz kondang yang videonya sering lalu lalang di laman YouTube. Basmalah adalah frasa Bismillahir-rahmanir-rahim (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) yakni sebuah frasa pembukaan pada setiap awal surat di dalam Al-Qur'an (kecuali surat at-Taubah yang tidak diawali dengan frasa ini). 

Frasa Basmalah ini sudah dikenal sejak zaman dahulu kala bahkan sebelum diutusnya Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam, salah satu buktinya adalah surat yang ditulis oleh Nabi Sulaiman (Raja Salomo)  alaihissalam yang ditujukan kepada Ratu Bilqis, Ratu Negeri Saba' (Yaman di era kini). Kisah ini tercantum di dalam al-Qur'an surat an-Naml (Semut) ayat ke-30. 

Frasa Basmalah ini juga frasa yang selalu digunakan oleh Nabi Muhammad jika memulai suratnya kepada para raja-raja yang hidup di zaman beliau, contohnya surat beliau kepada Heraklius sang Kaisar Byzantium. Bahkan sebelum frasa ini lengkap diwahyukan kepada Nabi Muhammad, Allah telah mendahulukan perintah untuk mengucapkan frasa ini di dalam wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad dari Malaikat Jibril (Gabriel The Arc-Angel) yakni Iqra' Bismi Rabbikalladzi Khalaq (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Menciptakan).

Di dalam Jami'us Shaghir karya Iman as-Suyuthi disebutkan sebuah riwayat bahwasanya Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Setiap perbuatan yang penting yang tidak dimulai dengan 'Bismillaahir-rahmaanir-rahiim' maka perbuatan tersebut cacat." Meskipun pakar hadits kontemporer seperti Imam al-Albani mengatakan ada kelemahan di dalam rantai periwayatannya berdasarkan penelitian beliau. 

Namun ada riwayat dengan konteks serupa yang jalur periwayatannya dikatakan baik (hasan) sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullah bahwasanya Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Setiap perkara penting menurut syariat yang tidak dimulai dengan bismillah adalah perkara yang tidak diberkahi" serta riwayat Imam Ibnu Shalah rahimahullah bahwasanya Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah) maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahannya" yang riwayat ini terdapat dalam al-Adzkarnya Imam an-Nawawi rahimahullah dan dinilai baik (hasan) oleh Imam Ibnu Baz rahimahullah.

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafizhahullahu ta'ala di dalam laman web binaan beliau islamqa.info, beliau mengatakan bahwa terdapat sesuatu yang tersembunyi dalam ungkapan basmalah sebelum memulai aktifitas, kata yang tersembunyi tersebut kira-kira, "Saya memulai aktifitas saya dengan basmalah, seperti Bismillahi aqra-u (dengan nama Allah saya membaca) maka kata kerja aqra-u diakhirkan dan disembunyikan. Contoh Bismillahi aktubu(dengan nama Allah aku menulis), Bismillahi arkabu (dengan nama Allah aku berkendara), dan lain sebagainya. Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan di dalam syarah Tsalatsatul Ushul bahwasanya Bismillahi adalah susunan jar-majrur (preposition phrase) yang memiliki fi'il (verb) yang tersembunyi yang diisi sesuai perbuatan yang akan dilakukan dan dilakukan di akhir susunan jar-majrur ini. 

Alasan peletakan fi'il yang tersembunyi tersebut di akhir susunan jar-majrur ada dua, yakni yang pertama kita ber-tabarruk(meminta berkah) dengan nama Allah (Bismillah) dan yang kedua memiliki makna al-hashr (keterbatasan). Ini sebenarnya sudah masuk dalam pembahasan ilmu gramatika bahasa Arab tahap lanjut, cukup bagi kita mengetahui sebatas ini saja.

Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin rahimahullah juga menerangkan di dalam kitab Tafsir Juz Amma beliau tentang kedudukan basmalah apakah termasuk salah satu ayat dari surat al-Fatihah atau bukan. Berikut penjelasan beliau rahimahullah:

Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah, harus dibaca jahr (dikeraskan bacaannya) dalam shalat dan berpendapat tidak sah shalat tanpa membaca basmalah, sebab masih termasuk dalam surat Al-Fatihah. Sebagian ulama lain berpendapat, basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. 

Namun ayat yang berdiri sendiri dalam Al-Qur'an. Inilah pendapat yang benar. Pendapat ini berdasarkan nash (teks) dan rangkaian ayat dalam surat ini. Adapun dasar di dalam nash (teks), telah diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Artinya : Aku membagi shalat (yakni surat Al-Fatihah) menjadi dua bagian, separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku. 

Apabila ia membaca : "Segala puji bagi Allah". Maka Allah menjawab : "Hamba-Ku telah memuji-Ku". Apabila ia membaca : "Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Maka Allah menjawab: "Hamba-Ku telah menyanjung-Ku". Apabila ia membaca : "Penguasa hari pembalasan". Maka Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku". Apabila ia membaca : " Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan". Maka Allah menjawab : "Ini separoh untuk-Ku dan separoh untuk hamba-Ku". Apabila ia membaca : "Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus". Maka Allah menjawab : "Ini untuk hamba-Ku, akan Aku kabulkan apa yang ia minta" [Hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat, bab : Kewajiban membaca Al-Fatihah di setiap raka'at no. (38) (395)]

Ini semacam penegasan bahwa basmalah bukan termasuk dalam surat Al-Fatihah. Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyalahu 'anhu, ia berkata : "Aku pernah shalat malam bermakmum di belakang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum. Mereka semua membuka shalat dengan membaca : "Alhamdulillaahi Rabbil 'Aalamin" dan tidak membaca ; 'Bismillaahirrahmaanirrahiim" di awal bacaan maupun di akhirnya. [Hadits riwayat Muslim dalam kitab Shalat, bab : Argumentasi orang-orang yang berpendapat bacaan basmalah tidak dikeraskan, no. (52) (399)]

Maksudnya mereka tidak mengeraskan bacaannya. Membedakan antara basmalah dengan hamdalah dalam hal dikeraskan dan tidaknya menunjukkan bahwa basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. (Selesai kutipan di sini, disalin dari kitab Tafsir Juz 'Amma, edisi Indonesia Tafsir Juz 'Amma, penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari, penerbit At-Tibyan -- Solo).

Memang terdapat perselisihan yang sangat kuat diantara para ulama mengenai apakah basmalah itu bagian dari surat Al Fatihah atau bukan. Jumhur berpendapat bukan, sedangkan Syafi'iyyah berpendapat basmallah bagian dari Al Fatihah. Yang rajih adalah pendapat Syafi'iyyah, sebagaimana dalam hadits, Artinya:"Jika kalian membaca Alhamdulillahi rabbil'aalamiin maka bacalah bismillahir rahmanir rahim, karena ia adalah ummul qur'an, ummul kitab dan 7 rangkaian ayat, dan bismillahir rahmanir rahim salah satunya" (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra 2181, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami' 729). Hadits ini secara gamblang lagi jelas menyatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari Al Fatihah.

Demikianlah sekilas pembahasan tentang mengenal lebih dekat basmalah. Tentunya tulisan ini mempunyai banyak kekurangan dan siap menerima kritik yang membangun. Dan semoga tulisan ini mampu mendatangkan manfaat bagi para pembaca sekalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun