tugas etika bisnis by dyah(2017-182)
“Ikan busuk di mulai dari kepalanya”.
kalimat ini sering diucapkan kala itu oleh para pedagang di pasar ikan di Roma, Italia. Filosofi
tersebut memang tidak asing ditelinga kita, namun sangat jarang orang paham akan makna filosofi
tersebut,“Ikan busuk dimulai dari kepalanya” mempunyai arti pembusukan atau kerusakan yang terjadi
pada organisasi, masyarakat, lembaga ataupun perusahaan dimulai dari atasannya.
Dimana pemimpin atau atasan diibaratkan sebagai kepala ikan. Kepala ikan sebagai sumber gizi dan pengendali yang
harus dijaga, oleh karena memiliki peranan vital untuk kesehatan seluruh badan ikan. Jika kepala ikan mulai busuk, maka terjadilah pembusukan sampai dengan ekor ikan tersebut.
Jika "ikan busuk mulai dari kepalanya" tersebut kita hubungkan pada dunia bisnis, tidak begitu besar kemungkinan yang dapat membuktikan filosofi ini benar benar terbukti. Seperti kita semua ketahui di dunia bisnis selalu terdapat kecurangan sekalipun telah membuat sanksi seberat mungkin,oleh karena pelaku kecurangan pasti akan menemukan celahnya.Dalam dunia bisnis, bagaimanapun kita mengawasi kinerja karyawan atau organisasi selau terdapat celah bagi orang- orang yang berniat kurang baik atau melakukan kecurangan pada pekerjaanya. Dalam dunia bisnis kecurangan tak hanya nampak dimulai dari atas bisa dari segala penjuru baik ekternal maupun internal, tetapi pada umumnya kalo kepala atau atasan rusak maka bawahan tidak akan terkendali dan rusaknya akan lebih cepat.
Saya pun membuktikan filosofi “ikan busuk dari kepala” dengan cara mengamati ikan mati dalam 1 minggu. Dan hasilnya ikan mati tersebut busuk dimulai dari perut bukan dari kepala, sesuai dengan teori sains yg menyatakan bahwa perut terlebih dahulu busuk. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, filosofi ini menurut saya tidak selalu benar.
Kecurangan atau kerusakan yang terjadi pada sebuah organisasi, masyarakat, lembaga ataupun perusahaan tidak
selalu ditimbulkan oleh atasan. Tidak semua atasan atau kepala memiliki pemikiran buruk seperti filosofi tersebut. Baik buruk seseorang tidak bisa dijamin dari sebuah kedudukan.
Maka, jika setiap orang memiliki niat baik dan teguh pendirian, bagaimanapun cobaan tidak akan tegoda.
Pemimpin memang sebagai contoh bagi bawahan, namun tidak selalu kesalahan atau kecurangan yang terjadi diakibatkan oleh pemimpin. Karena kita juga tidak bisa menilai niat baik atau buruk sesorang dari jabatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H