Mohon tunggu...
Kang Kritik
Kang Kritik Mohon Tunggu... Administrasi - Tidak sadarkan diri

Pelajar di Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Mahasiswa Itu Benar-benar Agent of Change?

21 Desember 2020   14:42 Diperbarui: 21 Desember 2020   15:13 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari kita pasti sering mendengar sebuah pidato atau orasi dari seorang mahasiswa, apalagi yang notabenenya kita juga satu kampus dengan mereka. Mereka yang sering menyuarakan diri bahwa mereka peduli terhadap rakyat miskin kota, buruh, dan tani. Jika melihat sikon pada negeri ini memanglah hal tersebut sangat dibutuhkan terlebih lagi negara ini adalah negara demokrasi yang mana kita bebas menyuarakan aspirasi yang dirasakan oleh rakyat kepada para petinggi negera. Rakyat yang miskin, buruh, dan petani sering sekali menjadi objek dari penindasan yang disebabksn oleh sistem ekonomi liberal, yang mana seorang individu bisa bebas dan leluasa mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu masyarakat memang harus mengandalkan para pemuda untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Kenapa harus para pemuda ?. Yah karena pemuda masih memiliki ataupun mencari kecerdasan yang bisa mengajarkan mereka untuk memahami sistem negeri ini, ditambah lagi para pemuda masih memiliki stamina yang cukup untuk menjalankan amanat dari rakyat yaitu penyambung lidah rakyat. Bukannya ada DPR ?. Iyaa ada namun sayangnya orang orang dari DPR maupun DPRD adalah orang orang yang tergolong ke dalam Parpol sehingga hal itu membuatnya hanya mengurusi kepentingan bagi Parpolnya saja, yang mengakibatkan kepentingan rakyat malah terlupakan. DPR yang sudah jelas jelas diamanatkan oleh rakyat sebagai penyambung lidah mereka tapi malah justru mengabaikan amanat tersebut maka dengan hal itu juga mereka termasuk salah satu penindas rakyat.

Ditambah lagi dengan sistem negeri ini yang sangat ngelawak membuat rakyat kecil semakin menderita. Contohnya saja banyak berita yang beredar seperti, 

1. Pak klijo yang ditahan karena mencuri 1 tandan pisang

2. Didenda 2Milyar karena menebang Mangrove

3. Mbah Asyani yang dituduh mencuri kayu jati 15cm, dituntut 5 tahun penjara.

4. Mbah Miya dituntut 1 bulan penjara karena mengambil 3 kakao.

5. Mbah Meri 5 bulan dipenjara karena menjual petasan.

6. Pak Basar Suyanto dan Pak Kholil yang dipenjara 2 bulan karena mencuri semangka.

Semua berita di atas bisa Anda searching sendiri di google dan Lihatlah betapa mengintimedasinya hukum ini, kenapa saya katakan mengintimidasi sebab rakyat kecil yang kesalahnnya bisa diselesaikan dengan bicara baik baik namun malah ditahan tapi mereka yang kesalahannya sudah mencuri milyaran uang rakyat justru dibiarkan, ada sih juga yang ditahan oleh KPK. Tapi coba liat bentuk kurungan mereka udah seperti penginapan. Anjimmlah.. 

Coba kita bertanya, siapa sih yang menindas rakyat ?. Mereka para penindas rakyat kebanyakan berasal dari orang golongan atas yang memiliki pendidikan tinggi hingga mendapatkan kecerdasan namun sayangnya kecerdasanya itu hanya ia gunakan untuk menguntungkan dirinya sendiri dan menindas orang orang lemah. Nah dari mana kecerdeasan itu mereka dapat ?. Yah karena mereka mengejar pendidikan hingga tingkat tinggi yang artinya mereka juga pernah menjadi mahasiswa yang katanya peduli rakyat. 

Apa itu Agent Of Change ?

Secara bahasa Agent Of Change memiliki arti Agen Penganti. Dan secara istilahnya yang dimaksud sebagai agent pengganti adalah yaitu menggantikan atau mewakili suara rakyat yang tertindas baik dari kalangan buruh, tani ataupun rakyat miskin kota. Seperti yang saya jelaskan di atas bahwa hanya mahasiswa yang mampu untuk menjadi agent of change karena masih memiliki potensi dalam segalah hal baik kecerdasan ataupun kekuatan. Hanya mahasiswa lah yang seharusnya pantas mewakili suara rakyat sebab mahasiswa itu tidak terikat oleh kepentingan partai politik. Oleh karena itu harusnya kepentingan mahasiswa hanya berorientasi kepada masyarakat, bukan kepada suatu golongan atau komplotan tertentu. 

Kenapa saya sering berkata SEHARUSNYA ?.

Yah karena jika kita melihat kenyataan yang ada justru hal yang saya katakan itu malah menjadi sebuah hayalan semata, karena meskipuan mahasiswa tidak terikat parti politik namun mereka sudah sering dididik oleh kebuadayaan kampus untuk bekerja layaknya orang yang berpartai politik. Disetiap kampus pasti ada namanya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). UKM adalah suatu organisasi internal yang ada dilingkungan kampus dan mempunyai legalitas di kampus itu. Diluar kampus pun banyak beredar ormas ormas yang mana didalam ormas itu juga mempunya kader yang berasal dari kalangan mahasiswa.  

Kembali ke dalam kampus, kita para mahasiswa sudah sangat mengetahui bahwa kampus itu bagaikan miniatur negara, yang mana memiliki kelembagaan dalam mengatur kampus itu .. seperti negara yang memiliki presiden, kampus juga memiliki presiden yang biasa di sebut Presiden Mahasiswa (PRESMA)/Ketua BEM. Dinegara mempunya MPR yaitu sebagai badan Legislatif, dikampus juga begitu mempunyai Senat Mahasiswa yang fungsi juga yaitu sama seperti MPR jika di tatataran negara. Hanya saja senat mahasiswa itu berfungsi yah di tataran kampus itu saja.. intinya negara dan kampus sama sama mempunyai badan EKSEKUTIF dan LEGISLATIF. 

Kemudian, jika dinegara ini orang orang yang menjabata sebagai badan eksekutif dan legislatif adalah orang orang yang berasal dari partai politik maka di kampus yang menjabat sebagai badan kegislatif dan eksekutif adalah orang orang yang berasan dari UKM. Singkatnya adalah bahwa UKM dan PARPOL itu tidak ada bedanya kecuali tatarannya. 

Itulah mengapa saya menggap tidak ada mahasiswa yang benar benar real peduli kerakyat. Toh notabenenya di tataran kampus saja mereka sering memakai politik kepentingan yaitu hanya mementingkan organisasinya saja jika sudah mendapatkan jabatan kekuasaan di kampus.

Kepentingan seperti apa yang mereka inginkan ? 

Sebelum saya menjawab, saya mau mengatakan bahwa sudah sering saya menyaksikan dengan langsung apa yang mereka kejar. 

Yang mereka inginkan dan kejar tidak lah terlalu jauh dengan yang terjadi di negara. Yaitu ketenaran dan uang, puncaknya dimana ? Yaitu pada saat masa orientasi mahasiswa baru. Izinkan saya menjelaskan bagaiaman kelicikan mahasiswa yang seharusnya sebagai agent of change yang peduli rakyat miskin. Jika untui mengejar ketenaran mereka harus mendapatkan posisi tertinggi dalam pemirntahan kampus misalnya saja sebagai PRESMA. 

Bayangkan saja dirimu yang menjabat sebagai PRESMA kemudia berjalan di depan adik adik yang masih lugu itu. Kmudian orang yang sudah memiliki jabatan bisa dengan mudah menaruhkan sedikit agitasi agitasi agar para ade ade maba itu masuk organisasi mu suapaya organisasi mu memiliki banyak suara untuk ikut bertarung lagi di pemilihan presma mendatang. Disamping itu presma juga bisa dengan leluasan mengutus siapa saja yang menjadi delegeasi dari kelembagaannya untuk menjadi Panitia OPAK, harusnya bisa dibayangkan siapa saja yang akan dia utus untuk mendekati ade ade, tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang menjadi bawahannua di kelembagaan itu namun juga memiliki background UKM yang sama. Nah dengan diutusnya delegasi itu maka akan lebih mudah mencari simpatisan agar banyak yang masuk kedalam UKM beliau. Itu mungkin gambaran singkatnya pada bagian mencari ketenaran. Eh lupa juga satu bahwa petinggi kelembgaan kampus itu sering melakukan pencitraan juga... ups....

Kemudian dibagian mengincar keuangan. Bagian inilah yang paling menjijikan aku lihat. Sumpah .. pertama aku bahas dari keuangan lembaga. Setiap lembaga baik SENAT maupun BEM/DEMA itu memiliki anggaran rutin disetiap priodenya.. agaran itu dari mana ? Yah dari pihak kampus itu sendiri yang berasaln dari keuangan negara. Jumlah anggaran disetiap lembaga itu berbeda beda seusai dengan tingkatannyan. Tingkatan yang dimaksud disini yaitu seperti ada tingkat universitas, kmudian tingkat fakultas, dan terakhir tingkat jurusan. Jurusan sering dianggap sebagai tingkat terendah di banyak kampus. Jadi bisa dibilanh anggaran keungan terendah ada pada kelembagaan jurusan. Namun meskipun rendah, tetap saja bagi mahasiswa apa lagi yang notabenenya perantau, pasti melihat jumlah anggaran itu sangat fantastis. 

Saya mengambil salah satu contoh kampus yang angaran tingkat jurusannya itu senlai 7juta/periode, dan tingkat universitas itu senilai 18jt/tahun. Telan ludah gak tuh ? Awokaowk. Tujuan dari anggaran itu adalah agar kelembagaan tersebut baik dari univ hingga jurusan untuk membuat kegiatan agar kelembagaan itu dinilai aktif. Uang tersebut tidak langsung dipegang oleh bendahara lembaga melainkan masih dipegang oleh bendahara kampus dari pihak birokrasi ataupun rektorat. Anggaran itu akan dicairkan jika lembaga mengajukan proposal kegiatan kepada bendahara kampus. Dan jumlah anggaran yang keluarkan hanyalah sesuai dengan jumlah yang proposal itu butuhkan. Pertanyaannya dimana letak kelicikannya ? 

Seblum ku jawab, aku katakan dulu bahwa yang punya wewenang tinggi dalam mengurus anggaran itu adalah yang memiliki jabatan tertinggi di lembaga itu . Aku ambil contoh seperti BEM, jadi yang punya kuasa penuh dalam mengatur proposal dan mengurus pencairan hingga anggaran itu cair adalah PRESMA, letak kelicikannya ada pada bagaimana caranya untuk mempermainkan proposal, laporan pertanggung jawaban (LPJ). Permaikan yang dimaksud disini adalah tauruh dalam proposal anggaran yabg butuh untuk kegiatan itu sebesar (misalnya) 2jt, ketika anggaran itu cair maka yang berkuasa mengatur keuangan itu adalah bendahara lembaga dan presma itu sensidir. Maka dnegan begitu mereka mengadakan kegiatan yang kualitasnya jauh dari apa yang dibayangkan pada isi proposal sebelumnya, nasih dos yang katanya diproposal harga 15rb/porsi malah yang dibeli hanya yg harga 7rb/porsi. Brarti yang lari ke kantong pribadi adalah 8rb. Bayangin jika nasi yang dibeli sebanyak 50 porsi.. berapa tuh yang lari kekantong ?. Dan bayangin lagi bagaiman untuk mengabiskan 18jt itu ? Ngilerr cuk. 

Kemudian pada bagian pertangguang jawaban, yah dibagian ini mereka akan mempermainkan yang namanya Nota dan dokumentasi. 

Dari paparan di atas saya mengatakan hal itu menjijikan karena tidak jauh berbeda dengan pencurian/korupsi. Tapi itu masi mengincar keuangan dari anggaran kelembagaan. Namu itu masih tidak seberapa, puncak angaran terbesar yang dapat diburuh oleh mahasiswa berkepentingan itu ada pada saat Masa Orientasi Mahasiswa Baru atau biasa dikenal dengan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kampus). Anggaran yang ada untuk menyukseskan kegiatan OPAK itu berasal dari pihak kampuas sendiri dan diluar dari anggaran kelembagaan. 

Agaran opak itu adalah anggaran khusus yang nilainya puluhan bahkan hingga ratusan juta. Saya tidak perlu menjelaskan secara rinci bagaimana sistem kerjanya hanya saja intinya yang berhak permainkan proposal dalam kepanitiaan opak adalah ketua ketua divisi, karena setiap divisi memiliki anggarannya sendiri, divisi yang memounyai anggaran terbesar adalah divisi konsumsi. Bayangin aja tu harga Nasi Bungkus yang di csntumkan di proposal adalah 20rb/porsi trus yg nyatanya dibeli hnya seharaga 10rb/porsi. 

Keuntungan yang didapat adalah 10rb. Jika dikalikan sebanyak  3rb porsi (anggap saja jumlah MABA 3rb jadi 1org untuk 1 porsi) hmm.. 10rb 3rb = 30jt. Kemudian jika kegiatan berlangsung selama 3 hari dan setiap hari maba itu butuh konsumsinya sehari sekali.. berarti untung yang di dapat adalah 90jt, karena sehari untungnya 30jt. Gak bikin ngiler tu ?. Uang sebanyak itu akan mereka apakan ? Yah ntahalh mungkin mereka akan bagi bagi kepada orang yang ada di organisasi/UKM nya. Padahal yah UKM juga sudah di sediakan anggaran kegiatan tersendiri lagi dari pihak kampus.. jadi yah sebanyak itulah uang kegiatan yang masuk ke kantung peribadi.

Hal yang saya jelaskan diatas adalah kebuadayaan yang dianut oleh mayoritas mahasiswa kampus yang katanya AGENT OF CHANGE, peduli rakyat miskin kota, peduli buruh, peduli tani. Namun nyatanya masih juga menjadi pemburuh dolar. Hal seperti itulah yang menjadi cikal bakal munculnya para calon koruptor baru yang akan menjadi penindas rakyat di negeri ini. Makanya saya mengatakan bahwa "Para penindas rakyat adalah mereka yang pernah menjadi mahasiswa juga". Jadi jika kalian benar benar ingin menjadi Agent Of Change dan ingin membersihkan negeri ini dari para perampok berdasi maka hal yang pertama dilakuakan adalah mulai pembersihan itu dari diri sendiri. Jangan ngebacot Agent Of Change hanya untuk mencari simpatisan untuk kepentingan demin mendapatkan kekuasaa dan kekayaan. Karena kemunafikan adalah tindakan yang paling menyedihkan. 

Sekian dari saya wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun