Mohon tunggu...
Ayu Saraswati
Ayu Saraswati Mohon Tunggu... Freelancer - ...

I am a student - Media Studies and Mass Communication - I share about environmental issue and education

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jurusan Bahasa di SMA: Keindahan Ilmu Pengetahuan yang Terlewatkan

7 Maret 2016   21:59 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 7416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa studi yang memberikan kesempatan muridnya untuk memilih jurusan yang menjadi passion. Saya telah melewati masa tersebut dengan banyak cerita. Ketika saya masuk SMA, saya mulai memikirkan jurusan mana yang hendak saya pilih. Untuk memilih jurusan ada beberapa hal yang saya jadikan pertimbangan, saya memikirkannya dengan penuh semangat dan berharap pilihan saya adalah yang terbaik. Ketika naik kelas 2 SMA, waktu pemilihan jurusan pun sudah ada di depan mata. Saya semangat untuk memilih salah satu dari tiga jurusan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Akhirnya saya memilih bahasa sebagai jurusan yang akan saya tekuni 2 tahun ke depan, orang tua membebaskan saya untuk memilih jurusan apapun yang terpenting sesuai dan membuat saya semangat belajar.

Ada cerita menarik setelah itu, banyak orang menanyakan jurusan apa yang sya pilih, dengan bangga saya menjawab "saya pilih jurusan bahasa". Respon heran pun muncul dari wajah mereka dan balik bertanya "mengapa pilih bahasa? Apa karena tidak bisa masuk IPA atau IPS?", "mengapa tidak pilih IPA saja?". Bukan pertanyaan yang membuat saya kaget, karena saya tahu jurusan bahasa bukan menjadi pilihan utama kebanyakan murid SMA, apalagi ada orang tua yang menghendaki anaknya masuk IPA, entah apapun motivasinya. 

Mungkin orang-orang yang bertanya pada saya tidak tahu apa saja yang dipelajari di jurusan bahasa, bahkan terkesan meremehkan jurusan yang saya pilih itu. Yang saya pelajari di jurusan bahasa adalah tentang budaya dan manusia sekaligus bahasa yang menjadi produk budaya itu sendiri. Ada mata pelajaran bahasa Perancis, Sastra Indonesia, Antropologi, dan masih ada banyak lagi mata pelajaran lain. 

Saya sangat bersemangat belajar di jurusan bahasa, terutama ketika mengikuti 3 mata pelajaran yang saya sebutkan tadi. Saya telah menemukan apa yang benar-benar saya mau dan untuk pertama kalinya belajar bisa serasa bermain ketika mengikuti pelajaran tersebut. Belajar bahasa asing dan budaya kelompok masyarakat lain membuat pengetahuan saya semakin luas serta dapat memahami sudut pandang yang berbeda-beda dalam melihat dunia ini. 

Pengalaman lain yang pernah saya alami berkaitan dengan jurusan yang saya pilih adalah ketika orang tahu saya memilih jurusan bahasa, mereka tidak tertarik lagi untuk melanjutkan pembicaraan dengan saya. Mungkin yang ada dipikirannya adalah "oh masuk bahasa, mungkin nilainya tidak cukup bagus untuk masuk IPA atau IPS". 

Namun ketika orang tersebut bertanya pada anak yang masuk jurusan IPA, bahan pembicaraan pun berbeda "wah masuk IPA ya, pasti nilainya bagus, besok pasti bakal jadi anak pintar". Ini adalah fakta yang sering saya temui, pandangan mereka terhadap jurusan bahasa sampai tidak semenarik itu. Saya pernah mendapat pertanyaan "kalau masuk jurusan bahasa mau kuliah apa?", "kalau masuk jurusan bahasa besok kerjanya apa?". Ungkapan meremehkan seperti ini sudah sering saya dengar, namun saya bertekad untuk membuktikan bahwa jurusan yang saya pilih ini istimewa dan saya bisa berprestasi di sini.

Setelah itu saya lulus SMA dengan nilai yang baik dan saya bangga bisa masuk universitas yang baik juga sekarang. Saat ini saya masuk FISIP dan menemui banyak mahasiswa yang berasal dari berbagai SMA dan jurusan. Dan saya pun ingat pada orang yang pernah bertanya "kalau masuk jurusan bahasa mau kuliah apa?". Saya sudah buktikan sekarang bahwa saya bisa kuliah di FISIP dan bertemu dengan mahasiswa yang pada waktu SMA dulu mengambil jurusan IPA dan IPS. Saya sekarang belajar bersama mereka dan hal ini sangat menyenangkan, bahkan saya masih menggunakan pengetahuan yang saya dapat ketika SMA dulu. 

Jadi mengapa harus mempermasalahkan jurusan yang saya pilih di SMA? Tdak ada jurusan yang lebih baik atau lebih buruk karena semua jurusan memiliki bidangnya masing-masing. Setiap jurusan memiliki kesempatan untuk berprestasi dan masa depan yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun