Mohon tunggu...
Beny Akumo
Beny Akumo Mohon Tunggu... Pengacara - Ingin menjadi pengusaha

Seorang in-house Lawyer: itu saja, tidak lebih

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ekspresi Anak-anak

24 Mei 2011   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat mendengarkan anak-anak berbicara, kita kadang terkejut-kejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut mereka, pernyataan-pernyataan spontan yang tiba-tiba kita dengar sungguh membuat kita terkadang kaget, bingung, shock atau bahkan lucu. Bayangkan jika tiba-tiba saja anak kita tanpa ada angin tanpa ada hujan (karena musim kemarau hehe) "Bunda ... tadi di sekolah anak-anak laki-laki ketik (maaf) T E T E K di komputer, trus pas di klik langsung keluar gambar-gambar ituuu ..." atau juga di lain waktu anak-anak kita protes saat dia melihat kita selaku orangtua yang mengabaikan / mengacuhkan seorang peminta-minta yang mendekati kita "Kok Ayah gitu sih? Kenapa Ayah nggak kasih? Kalo nggak kasih harusnya khan Ayah bilang minta maaf ..". Dalam kasus pertama, Si Bunda langsung melakukan pengecekan ke sekolah, bertanya sana-sini dengan guru-gurunya, kenapa sampai bisa ada kejadian seperti itu, dan mulailah melakukan pembicaran dengan orangtua murid lainnya. Dalam kasus kedua, si Ayah langsung bisa menjelaskan kepada si anak dan mungkin saja minta maaf kepada sang anak, dan atau mungkin berbalik dan meminta maaf kepada sang peminta-minta sembari mengangsurkan sejumlah uang kepada sang peminta-minta, atau hanya sekedar meminta maaf kepada sang anak dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Saya pernah ditegur anak saya yang paling besar, karena saya membuang kotoran / sampah (walau sedikit) keluar dari jendela kendaraan kami ke jalanan "Ayah jangan suka buang sampah sembarangan, itu contoh yang tidak baik ..." atau saat saya meminta tolong sesuatu kepada salah satu anak saya tanpa mengucapkan terimakasih, maka mereka akan mengatakan "bilang apa Yah?" ... :) Tentu banyak lagi contoh-contoh ekspresi anak-anak Bapak / Ibu teman-teman di kompasiana ini, dan tentunya tidak kalah mencengangkannya di banding komentar dan ekspresi dari anak-anak saya tersebut di atas, mungkin lebih mengagetkan, lebih menegangkan, lebih sadis atau bahkan lebih lucu. Pertanyaan dan pernyataan yang ekspresif dari anak-anak itu semakin menyadarkan kita bahwa, beda sekali dengan kita waktu kecil (terutama saya) - sepertinya - saya dulu tidak pernah bertanya-tanya atau berkomentar yang lepas seperti itu, sepertinya dulu saya tidak berani mengatakan dan atau menyatakan sesuatu karena saya (dan saudara-saudara saya lainya) terlalu "takut" dengan orangtua kami, takut di marah atau bahkan di cubit atau di cap "tidak boleh" bicara apa-apa. Cukup dengan "duduk, diam, dengar" ... salah kah dengan "sistem" pembelajaran dari orangtua kita dulu itu? Baru-baru ini Istri saya mengatakan pada saya bahwa anak kami nomor dua (laki-laki) membunuh dengan "me-mites" semut-semut gula di rumah kami yang lumayan banyak sekali (tidak hanya makanan atau minuman yang manis yang dikerubuti oleh semut-semut itu, bahkan air Aqua pun di kerubuti), sehabis me-mites semut-semut itu, anak kami kemudian mencium jari tangannya, lalu dia bicara pada Bunda-nya "Bunda Bundaa ... semut-semut ini pada suka kentut ya Nda .. coba deh cium nih tangan Mamas, bau kentut nya semut ..." Bagaimana dengan anak-anak Anda? [caption id="attachment_110075" align="alignleft" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun