Kita memang lebih menghapal nama-nama pahlawan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan dan namanya ditulis dalam buku sejarah karena ditetapkan oleh negara, lewat sejumlah ''orang-orang terpilih'' sebagai pahlawan nasional. Tetapi kita lupa sama sekali dengan orang-orang yang ''berjuang dalam sunyi'' yang ketika masa tuanya hanya diberi brevet ''veteran'', tetapi untuk mengurus uang pensiunan pun susahnya bukan main.
Pertanyaan saya, setelah ini siapa lagi yang akan mogok? Silakan lho, mogok tidak dilarang. Mogok itu salah satu ''anak kandung'' demokrasi. Siapa tahu, kita ingin masuk ke dalam Guinness Book of World Records sebagai negara pertama yang seluruh warganya mogok karena merasa diperlakukan tidak adil?
Saya masih selalu menyalakan api optimisme dalam jiwa saya, bahwa di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi dan penduduknya murah senyum ini -- bahkan katanya, orang yang paling murah senyum di seluruh dunia -- masih sangat banyak orang-orang baik, orang-orang jujur, orang-orang yang bekerja dengan penuh tanggung jawab.
Selamat pagi orang-orang baik, orang-orang yang tidak sibuk memaki kegelapan. Teruslah menjadi cahaya kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H