Hayo siapa yang habis bangun tidur selalu nyari handphone buat scroll? Saya! Tau ga sih, ternyata itu adalah efek era digital yang sekarang menjadi bagian dari kehidupan kita loh. Beberapa dekade lalu, kita tidak pernah membayangkan bahwa ada sebuah alat yang dapat mengakses berbagai informasi dalam satu genggaman.
Ada sih sebenernya bayangan kayak gitu, tapi kita hanya bisa menghayalkan lewat iklan-iklan yang tertera di papan reklame atau koran. Alhasil imajinatif dari iklan tersebut bisa terwujud dan malah melekat bersama kita sekarang.
Informasi dalam genggaman kita sekarang dapat diterima secara cepat dan mudah. Dari mudahnya akses aplikasi sampai konten yang muncul di media sosial di berbagai platform yang dapat dipahami.
Penggunaan aplikasi yang mudah,disebabkan dari informasi yang jelas dan gak ribet. Pernah ga sih terpikir kalo informasi yang step by step dan to the point itu harus punya keahlian khusus? Awalnya sih saya sendiri tidak pernah tau menau tentang pengkategorian keahlian itu, tapi karena tinggal ketik di google content writer dan copy writer, saya bisa tahu di era digital sekarang membutuhkan keahlian itu.
Era digital sekarang yang kita kenal selain menjadi ladang informasi, nyatanya digunakan untuk memasarkan berbagai produk dalam bentuk barang atau jasa. Sebut saja Digital Marketing, sebuah isitilah dalam pemasaran berbasis onlen atau web. Dengan mengandalkan mesin pencarian kata kunci yang relevan terhadap kebutuhan pembaca web.
Untuk mudah dikonsumsi oleh pembaca web serta mendapat sasaran audiens yang tepat, hal ini biasanya perlu adanya pengembangan materi yang ditulis oleh para content writer. Profesi ini harus mengemas tulisan agar memunculkan interaksi serta dialog antara si author dan rider web.
Poling atau Q&A akan menambah interaksi antara contenwriter dan audiens, dengan memberikan pilihan serta pertanyaan tentang konten yang ingin dibahas.
Lewat simbol "love" atau "like" menandakan bahwa pembaca menyetujui dan memahami tujuan dari perusahaan jasa atau barang.
Jika pembaca merasa konten yang disajikan memiliki nilai untuk dibagikan, biasanya mereka akan melakukan share atau repost
Bila pembaca ingin berinteraksi secara detail atau mendalam tentang perusahaan dan brand, mereka akan berkomentar dalam tulisan. Namun masih bersifat umum.
Interaksi audiens akan lebih intens terhadap konten yang disajikan dikirim lewat direct message. Pertanyaan lebih jauh tentang produk biasanya menjadi bahasan.
Engagement seperti itulah yang nantinya akan ditampilkan dalam penulisan web sebuah brand dan perusahaan. Artinya, conten writer tersebut mengemas secara universal tetapi punya daya tarik sesuai kebutuhan audiens atau pembaca.
Bisa dicontohkan seperti ini:
" Mengenal sepatu yang sering nangkring di coffe shop Jakarta Selatan 2024" atau " rekor gol pemain sepak bola eropa pada penghargaan eropean golden shoe 2024-25"
Judul narasi itu menandakan bahwa perusahaan atau brand bergerak dalam bidang industri sepatu. Terlihat judul yang membahas secara universal sesuai tujuan bidang industrinya dengan nuansa yang relevan terhadap audiens.
Tidak lengkap ngomongin universal tapi melupakan hal yang spesifik. Seperti segitiga terbalik yang dimulai dari segi luas dan berakhir mengkerucut. Keahlian menulis selanjutnya adalah copy writer, dalam profesi ini mengharuskan menulis secara spesifik disesuaikan materi iklan produk yang ditawarkan brand. Artinya, tulisan yang dikemas harus mengarahkan fokus audiens ke produk-produk yang dijual. Biasanya pembahasan copy writer cenderung singkat dan padat, namun dapat dipahami. Hal ini meliputi jargon yang mencirikan suatu brand atau tagline dengan kata persuasif yang mengarah langsung kepada produk.
Sebagai contoh:
"Sprite nyatanya nyegerin" atau" kiss ga cuma wangi juga bisa ngomong"
Ketika jargon itu ditampilkan, maka audiens yang mengkonsumsi bisa langsung terbayang kegunaan serta dampak pada saat memakainya. Tanpa harus bersusah payah menjelaskan secara rumit tentang kandungan produk.
Untuk dapat mengoptimalkan dua keahlian menulis diatas, perlu adanya kerja sama dengan SEO. Agar tujuan produk dan perusahaan yang dijelaskan tidak keluar dari kata kunci relevan pada mensin pencarian. Posisi SEO adalah menganalisa relevansi kata kunci pada mesin pencarian untuk mempermudah para content writer membuat setup dalam menulis artikel. Dan juga mempermudah penentuan tema-tema yang sesuai dengan brand.
Sebagai catatan pembuatan narasi tidak perlu sampai memaksa agar masuk dalam mesin pencarian. Google akan mengarahkan kepada tulisan dengan narasi yang murni tanpa paksaan.
Nah sudah terbayang bukan bagaimana content writer mewarnai digital marketing? Jadi selama ini, produk yang sering kita konsumsi adalah hasil dari pemasaran lewat tulisan-tulisan yang diciptakan oleh para content writer dan copy writer. Maka dari itu, jangan salah ya ternyata penulis sendiri bisa mendapat cuan yang besar dari narasi-narasinya. Karena ekplorasi ide dan penyusunan kata dalam tulisan menjadi daya jual mahal bagi para content writer, hingga bisa berpengaruh kepada konsumen agar terbujuk untuk membeli produk yang ditawarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H