Engagement seperti itulah yang nantinya akan ditampilkan dalam penulisan web sebuah brand dan perusahaan. Artinya, conten writer tersebut mengemas secara universal tetapi punya daya tarik sesuai kebutuhan audiens atau pembaca.
Bisa dicontohkan seperti ini:
" Mengenal sepatu yang sering nangkring di coffe shop Jakarta Selatan 2024" atau " rekor gol pemain sepak bola eropa pada penghargaan eropean golden shoe 2024-25"
Judul narasi itu menandakan bahwa perusahaan atau brand bergerak dalam bidang industri sepatu. Terlihat judul yang membahas secara universal sesuai tujuan bidang industrinya dengan nuansa yang relevan terhadap audiens.
Tidak lengkap ngomongin universal tapi melupakan hal yang spesifik. Seperti segitiga terbalik yang dimulai dari segi luas dan berakhir mengkerucut. Keahlian menulis selanjutnya adalah copy writer, dalam profesi ini mengharuskan menulis secara spesifik disesuaikan materi iklan produk yang ditawarkan brand. Artinya, tulisan yang dikemas harus mengarahkan fokus audiens ke produk-produk yang dijual. Biasanya pembahasan copy writer cenderung singkat dan padat, namun dapat dipahami. Hal ini meliputi jargon yang mencirikan suatu brand atau tagline dengan kata persuasif yang mengarah langsung kepada produk.
Sebagai contoh:
"Sprite nyatanya nyegerin" atau" kiss ga cuma wangi juga bisa ngomong"
Ketika jargon itu ditampilkan, maka audiens yang mengkonsumsi bisa langsung terbayang kegunaan serta dampak pada saat memakainya. Tanpa harus bersusah payah menjelaskan secara rumit tentang kandungan produk.
Untuk dapat mengoptimalkan dua keahlian menulis diatas, perlu adanya kerja sama dengan SEO. Agar tujuan produk dan perusahaan yang dijelaskan tidak keluar dari kata kunci relevan pada mensin pencarian. Posisi SEO adalah menganalisa relevansi kata kunci pada mesin pencarian untuk mempermudah para content writer membuat setup dalam menulis artikel. Dan juga mempermudah penentuan tema-tema yang sesuai dengan brand.
Sebagai catatan pembuatan narasi tidak perlu sampai memaksa agar masuk dalam mesin pencarian. Google akan mengarahkan kepada tulisan dengan narasi yang murni tanpa paksaan.
Nah sudah terbayang bukan bagaimana content writer mewarnai digital marketing? Jadi selama ini, produk yang sering kita konsumsi adalah hasil dari pemasaran lewat tulisan-tulisan yang diciptakan oleh para content writer dan copy writer. Maka dari itu, jangan salah ya ternyata penulis sendiri bisa mendapat cuan yang besar dari narasi-narasinya. Karena ekplorasi ide dan penyusunan kata dalam tulisan menjadi daya jual mahal bagi para content writer, hingga bisa berpengaruh kepada konsumen agar terbujuk untuk membeli produk yang ditawarkan.