Mohon tunggu...
Ika Maria- (Pariyem)
Ika Maria- (Pariyem) Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Melesat dari kenyamanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepulangan yang Tertunda

19 Juli 2010   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:45 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pusing dan binggung mendadak meradang di otak. menemui sepuasnya dan mendengarkan cerita serta bermain bersama selama 4 jam. sungguh menyesakkan pikir ketika minggu siang akan berhadapan dengan badan. menuliskan cerita di tiap langkah agar semua rasa terurai dan menjadi suatu yang bermakna.

tak semuanya yang tertunda itu mengecewakan jiwa dan segenap rasa yang mengalir di tiap nadi di tubuh yang lemah. nekad mengendari motor melaju untuk bertemu kawan-kawan yang terindukan selama ini. beribu saraf bekerja memutuskan. akankah kepulangan ke wates tertunda hingga esok. atas nama kerinduaan mendalam, mengambil cara untuk pulang esok subuh.

berputar melewati jalan solo dan bersama anak-anak kecil. melalui jalan terjal berbatu dan pulang menujus ebuah rumah kontrakan seoarang berambut keriting bersih nan wangi. membuat kopi jambi yang airnya tak panas dan kepahitan. maaf mas Gugun, dan terima kasih untuk botol minuman bekasnya. maaf ngasem.... atas perkataan kasarku he, mas Mumu,,, giman kopi buatanku. mas zula... teh plus tolak angin apa rasane.. mba lina terima kasih atas tumpangan motornya.  mb meisha kenapa kau tak mau membolos he. kemarin adalah kenangan. esok adalah kebutuhanmu.

kepulangan yang tertunda bukan sebuah kesengajaan tapi peristiwa yang mengalir yang menunjukkan ada suatu kebahagian dibalik ketertundaan itu.

jogja, kerinduan yang selalu tak pernah luntur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun